JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan cuaca untuk hari ini, Jumat, 30 Mei 2025, yang memprediksi kondisi berawan hingga hujan ringan, bahkan hujan disertai petir di sebagian besar kota besar di Indonesia. Masyarakat dihimbau agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi secara lokal.
Dalam siaran daring yang berlangsung di Jakarta, Prakirawati BMKG Nurul Izzah Fitria menjelaskan bahwa curah hujan ringan dengan intensitas kurang dari 2,5 mm per jam berpotensi mengguyur sejumlah kota, seperti Medan, Pekanbaru, Denpasar, Mataram, Kupang, Samarinda, Makassar, Palu, Manado, Kendari, Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, dan Jayapura.
"Potensi hujan ringan ini masih didominasi di wilayah-wilayah tersebut, yang bisa menimbulkan kondisi basah tanpa dampak signifikan. Namun, tetap perlu diwaspadai, terutama bagi aktivitas di luar ruangan," jelas Nurul Izzah.
Sementara itu, intensitas hujan sedang diperkirakan akan terjadi di beberapa daerah seperti Mamuju, Nabire, dan Jayawijaya. Lebih parah lagi, Kota Palangka Raya dan Tanjung Selor diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas tinggi, lebih dari 5,0 mm per jam, yang disertai dengan petir. Kondisi ini berpotensi menimbulkan gangguan bagi aktivitas masyarakat, khususnya di luar ruangan dan bagi pengguna kendaraan.
Untuk wilayah lain seperti Banda Aceh, Padang, Tanjungpinang, Jambi, Bengkulu, Palembang, Pangkalpinang, Bandar Lampung, Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Pontianak, Banjarmasin, Gorontalo, dan Merauke, BMKG memperkirakan kondisi berawan, berawan tebal, dan/atau berkabut sepanjang hari dengan suhu berkisar antara 25 hingga 31 derajat Celsius.
Nurul Izzah menambahkan bahwa kondisi cuaca yang beragam ini dipengaruhi oleh sejumlah dinamika atmosfer dan proses transisi dari musim hujan menuju musim kemarau. "Transisi musim ini menyebabkan ketidakstabilan atmosfer, yang berperan penting dalam terbentuknya hujan dengan berbagai intensitas di berbagai wilayah," ujarnya.
BMKG juga mencatat adanya Sirkulasi Siklonik di Selat Makassar dan wilayah Maluku Utara. Fenomena ini membentuk konvergensi yang memengaruhi kondisi cuaca di Kalimantan Selatan, Laut Banda, wilayah Teluk Bone, Sulawesi Tengah, serta Laut Banda. Keberadaan sirkulasi ini memperkuat potensi pembentukan awan hujan dan gangguan cuaca di wilayah-wilayah tersebut.
Imbauan Waspada Cuaca Ekstrem
Mengantisipasi potensi cuaca ekstrem, BMKG mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah dengan potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir, agar meningkatkan kewaspadaan. Hujan disertai petir dan angin kencang dapat mengakibatkan gangguan, seperti banjir lokal, genangan air, hingga risiko kecelakaan lalu lintas.
Nurul Izzah mengingatkan, "Masyarakat disarankan untuk selalu memantau update informasi cuaca dari BMKG melalui kanal resmi agar dapat mengambil langkah antisipasi, khususnya bagi kegiatan yang dilakukan di luar ruangan atau di daerah rawan bencana."
Selain itu, pengendara juga diimbau untuk berhati-hati saat berkendara di tengah hujan, karena kondisi jalan licin dan visibilitas yang menurun. Warga di daerah rawan banjir diharapkan menyiapkan perlengkapan darurat dan mengikuti arahan dari petugas terkait bila terjadi peningkatan intensitas hujan secara tiba-tiba.
Suhu Udara dan Kualitas Cuaca
Meski hujan berpotensi turun di banyak wilayah, suhu udara diperkirakan masih nyaman dengan kisaran 25-31 derajat Celsius di sebagian besar kota besar. Kondisi ini masih memungkinkan aktivitas luar ruangan dengan catatan mengikuti perkembangan cuaca yang terus diperbarui BMKG.
BMKG juga menyebut bahwa adanya kabut dan berawan tebal di beberapa wilayah menjadi faktor yang mempengaruhi kualitas udara dan visibilitas, sehingga masyarakat diminta tetap waspada, terutama saat berkendara pada pagi dan malam hari.
Prakiraan cuaca hari ini mengindikasikan potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di banyak kota besar Indonesia, serta potensi hujan lebat disertai petir di sejumlah daerah tertentu. Dinamika atmosfer dan sirkulasi siklonik menjadi faktor utama pembentukan cuaca tersebut. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan memantau perkembangan cuaca dari BMKG guna mengantisipasi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.