Harga Minyak Dunia Menguat Usai Keputusan OPEC

Selasa, 09 September 2025 | 09:54:23 WIB
Harga Minyak Dunia Menguat Usai Keputusan OPEC+

JAKARTA – Harga minyak dunia kembali bergerak naik pada awal pekan ini setelah sempat tertekan pada perdagangan sebelumnya. Pemulihan harga terjadi menyusul keputusan OPEC+ yang sepakat untuk menambah produksi secara moderat mulai Oktober mendatang.

Kenaikan harga ini menjadi angin segar bagi pasar minyak global yang pekan lalu ditutup melemah akibat laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat yang kurang menggembirakan. Laporan tersebut sempat memicu kekhawatiran akan turunnya permintaan energi.

Meski OPEC+ memberi sinyal peningkatan produksi, jumlah tambahan pasokan yang diumumkan ternyata lebih rendah dari perkiraan sebagian analis. Faktor inilah yang membuat harga minyak berhasil rebound pada perdagangan Senin waktu setempat atau Selasa, 9 September 2025, WIB.

Kenaikan Harga Minyak

Mengutip data perdagangan, harga minyak mentah Brent ditutup menguat 52 sen atau naik 0,79 persen menjadi USD 66,02 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat juga terkerek 39 sen atau 0,63 persen ke level USD 62,26 per barel.

Kedua harga acuan tersebut sempat menguat lebih dari USD 1 pada awal sesi perdagangan. Namun, penguatan sedikit terkikis di akhir karena pasar masih menimbang arah permintaan energi global. Pada perdagangan Jumat pekan lalu, Brent dan WTI anjlok lebih dari dua persen, sehingga secara mingguan keduanya mencatat penurunan lebih dari tiga persen.

Kebangkitan harga awal pekan ini menegaskan sensitivitas pasar terhadap setiap keputusan produksi yang dibuat oleh OPEC+, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.

OPEC+ Sepakat Tambah Produksi

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama Rusia dan sekutunya, atau yang dikenal dengan sebutan OPEC+, resmi menyetujui penambahan produksi minyak mulai Oktober.

Arab Saudi, sebagai eksportir minyak utama dunia, bahkan langsung menurunkan harga jual resmi minyak mentah Arab Light ke Asia sehari setelah keputusan itu diumumkan. Kebijakan ini menandai langkah kompromi yang diambil untuk menjaga daya saing di pasar regional.

OPEC+ sendiri sudah mulai menambah produksi sejak April 2025, setelah bertahun-tahun menerapkan kebijakan pemangkasan yang bertujuan menopang harga minyak dunia. Namun, keputusan kali ini cukup mengejutkan karena diambil meskipun ada potensi kelebihan pasokan selama musim dingin di belahan bumi utara.

Untuk penambahan produksi bulan Oktober, delapan anggota OPEC+ akan menambah pasokan sekitar 137 ribu barel per hari. Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan kenaikan sebelumnya yang mencapai 555 ribu barel per hari pada Agustus–September serta 411 ribu barel per hari pada Juni–Juli.

Dengan jumlah tambahan yang lebih kecil, dampak ke pasar diperkirakan tidak terlalu signifikan. Apalagi, sejumlah anggota OPEC+ sebenarnya sudah memproduksi melebihi kuota mereka. Artinya, peningkatan produksi resmi ini lebih banyak mencakup barel yang sudah beredar di pasar.

Jadwal Kompensasi Produksi

Sebagai tindak lanjut dari kebijakan baru, OPEC pada Senin merilis jadwal kompensasi untuk enam negara anggotanya. Jadwal ini berlaku sejak bulan lalu hingga Juni 2026. Tujuannya adalah memastikan setiap negara yang sempat melebihi target produksi bisa melakukan penyesuaian secara bertahap.

Secara total, keenam anggota tersebut diwajibkan memangkas produksi bulanan dalam kisaran 190 ribu barel per hari hingga 829 ribu barel per hari. Penyesuaian ini diperlukan agar kesepakatan produksi tetap konsisten dan tidak menimbulkan ketidakseimbangan pasokan yang terlalu besar di pasar global.

Kebijakan kompensasi ini menjadi bentuk pengendalian internal OPEC+ untuk menjaga stabilitas harga. Dengan demikian, negara-negara anggota tetap memiliki kepastian terhadap arah kebijakan, sementara pasar global mendapatkan sinyal kejelasan terkait suplai minyak.

Pasar Masih Waspada

Meski harga minyak berhasil menguat, banyak analis menilai pasar masih berada dalam kondisi hati-hati. Faktor permintaan energi di Amerika Serikat, Eropa, hingga Asia akan sangat menentukan arah pergerakan harga berikutnya.

Laporan ketenagakerjaan AS yang lemah pada awal September menjadi salah satu alasan utama kekhawatiran pasar. Data tersebut memunculkan dugaan bahwa pertumbuhan ekonomi bisa melambat, sehingga permintaan energi berpotensi ikut menurun.

Di sisi lain, dengan adanya tambahan pasokan dari OPEC+, pelaku pasar tetap menimbang risiko kelebihan suplai. Namun karena angka tambahan relatif kecil, dampak jangka pendek diperkirakan tidak akan terlalu besar.

Harga minyak dunia kembali naik pada awal pekan September 2025 setelah OPEC+ mengumumkan peningkatan produksi secara moderat. Brent menguat ke USD 66,02 per barel dan WTI ke USD 62,26 per barel. Tambahan produksi sebesar 137 ribu barel per hari mulai Oktober mendatang dinilai lebih kecil dari perkiraan, sehingga pasar merespons dengan penguatan harga. Meski demikian, ketidakpastian ekonomi global dan jadwal kompensasi produksi OPEC+ masih menjadi faktor penting yang akan memengaruhi arah harga minyak ke depan.

Terkini

Menikmati Beragam Menu Lezat Marugame Udon di Indonesia

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:18 WIB

Chocolate Bingsu, Dessert Segar Favorit Anak Muda Indonesia

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:16 WIB

4 Spot Burnt Cheesecake Paling Lezat di Malang

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:14 WIB

Menikmati Gelato Jogja: Ragam Rasa yang Menggoda Lidah

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:12 WIB

Little Salt Bread Viral: 4 Menu Best Seller Wajib Coba

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:10 WIB