Etanol Campur BBM Bisa Ulang Sukses Biodiesel dan Kurangi Impor

Selasa, 14 Oktober 2025 | 15:40:16 WIB
Etanol Campur BBM Bisa Ulang Sukses Biodiesel dan Kurangi Impor

JAKARTA - Indonesia telah sukses memanfaatkan minyak sawit sebagai campuran biodiesel, dengan kadar tertinggi di dunia mencapai 40%. Keberhasilan ini menghadirkan nilai tambah bagi jutaan petani dan pekerja industri hilir, sekaligus mendorong stabilisasi harga serta energi lebih ramah lingkungan.

Kini, pemerintah ingin meniru jejak ini melalui pengembangan bioetanol sebagai campuran BBM. Mayoritas kendaraan di Indonesia berbasis bensin, sehingga peluang pasar bioetanol terbuka lebar untuk mendukung kemandirian energi nasional.

Kontroversi dan Tantangan Awal

Namun, rencana pengembangan etanol tidak berjalan mulus. Kontrak pembelian BBM oleh SPBU swasta dari Pertamina batal karena kandungan etanol 3,5% dianggap kontroversial.

Insiden ini menimbulkan polemik soal status etanol sebagai ‘penumpang gelap’ dalam BBM. Meski begitu, pemerintah tetap mendorong penerapan campuran etanol 10% (E10) untuk mengurangi ketergantungan impor minyak.

Dukungan Pemerintah dan Spesifikasi BBM

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa Presiden telah menyetujui mandatory E10. Tujuannya jelas, yakni mengurangi impor BBM dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya domestik.

Lebih jauh, spesifikasi campuran etanol diatur oleh Direktorat Jenderal Migas, yang memungkinkan kandungan etanol hingga 20%. Hal ini memastikan kendaraan di Indonesia telah siap mengonsumsi BBM bercampur etanol tanpa risiko kerusakan mesin.

Pengalaman Negara Lain dan Basis Produksi

Etanol bukanlah teknologi asing bagi dunia. Brasil misalnya, memadukan etanol berbasis tebu hingga kadar 27% (E27) bahkan E100.

Sementara itu, Amerika Serikat menggunakan etanol berbasis jagung dengan kadar E85 dan E10, sedangkan India menerapkan E20 berbasis tebu. Negara lain seperti Thailand, Argentina, Jerman, Vietnam, Filipina, Perancis, dan China pun telah berhasil menggunakan campuran etanol dengan berbagai basis komoditas.

Keunggulan dan Kelemahan Etanol

Ahli bahan bakar ITB, Tri Yuswidjajanto Zaenuri, menyebutkan sejumlah keunggulan etanol dibandingkan BBM fosil murni. Etanol memiliki angka oktan tinggi, berkisar antara RON 110–120, serta mampu menurunkan emisi karbon karena berasal dari sumber nabati.

“Etanol meningkatkan oktan dan mengurangi emisi CO2 karena dianggap karbon netral,” jelas Tri. Namun, etanol mudah menyerap air sehingga berpotensi menurunkan kualitas bahan bakar jika air bebas masuk ke tangki penyimpanan.

Peluang Bioetanol dan Diversifikasi Bahan Baku

Salah satu momok yang sering muncul adalah tarik-menarik pangan versus energi, karena bahan baku etanol dipatok dari tebu. Padahal, etanol bisa dihasilkan dari limbah pengolahan gula maupun komoditas lain, sehingga tidak selalu bersaing dengan pangan.

Dengan basis produksi yang beragam, etanol memiliki potensi besar menjadi solusi energi baru yang ramah lingkungan. Pemerintah melihat hal ini sebagai langkah strategis untuk memanfaatkan sumber daya domestik secara lebih optimal.

Prospek Implementasi dan Pasar Nasional

Mandatory E10 diyakini mampu meniru kesuksesan biodiesel dalam mendorong nilai tambah ekonomi. Apabila diterapkan, program etanol bisa memperkuat kemandirian energi, menurunkan impor BBM, dan menstabilkan harga bahan bakar di pasar domestik.

Peluang pasar bioetanol di Indonesia cukup luas, mengingat kendaraan berbasis bensin mendominasi transportasi nasional. Hal ini bisa menjadi katalis bagi industri bioetanol lokal untuk berkembang seiring dengan dukungan regulasi dan teknologi yang tepat.

Menatap Jejak Sukses Global

Keberhasilan negara lain dalam memanfaatkan etanol menunjukkan bahwa Indonesia tidak ketinggalan. Dengan langkah terukur, pengembangan etanol dapat mengulang kesuksesan biodiesel, memberikan manfaat ekonomi, sekaligus mendukung upaya energi ramah lingkungan.

Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat diharapkan dapat meminimalkan polemik awal. Fokus pada kualitas bahan baku, teknologi produksi, dan spesifikasi BBM menjadi kunci agar bioetanol dapat diterima secara luas dan efektif.

Terkini