Harga Minyak Dunia Merangkak Naik, Pemerintah Indonesia Pilih Jaga Stabilitas BBM

Kamis, 30 Oktober 2025 | 08:04:32 WIB
Harga Minyak Dunia Merangkak Naik, Pemerintah Indonesia Pilih Jaga Stabilitas BBM

JAKARTA - Pasar minyak internasional mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah beberapa minggu mengalami tekanan harga. Pergerakan harga yang mulai menguat ini menimbulkan pertanyaan apakah akan segera memicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri.

Namun hingga akhir Oktober 2025, pemerintah dan pelaku industri energi menilai penguatan harga minyak dunia masih bersifat sementara. Kenaikan ini belum cukup kuat untuk memberikan dampak signifikan terhadap harga jual BBM nasional yang saat ini masih stabil.

Harga minyak Brent tercatat menembus level di atas US$ 66 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) mendekati US$ 62 per barel. Sepanjang pekan terakhir, harga minyak Brent naik hampir 8% berkat perkembangan positif dari negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina.

Meskipun demikian, para pengamat menilai bahwa peningkatan harga ini belum menunjukkan perubahan fundamental di pasar energi global. Kondisi ekonomi dunia yang masih melemah menjadi faktor utama yang membatasi potensi kenaikan harga minyak secara berkelanjutan.

Pandangan Pelaku Industri Energi Soal Lonjakan Harga Minyak

Direktur Utama PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC), Hadi Ismoyo, menilai tren penguatan harga minyak dunia kali ini hanya bersifat sementara. Ia menegaskan bahwa belum ada tanda-tanda perubahan mendasar yang bisa mendorong harga minyak untuk terus menanjak dalam jangka panjang.

“Saya percaya memang ada kenaikan, namun tidak signifikan. Tren ke depan naik turun di sekitar rata-rata Brent di US$ 65 per barel,” ujarnya, Rabu, 29 Oktober 2025.

Menurut Hadi, fluktuasi harga yang terjadi saat ini lebih dipicu oleh faktor jangka pendek. Ia menyebut “event kecil” seperti kesepakatan sementara antara negara besar hanya memberi dorongan sesaat terhadap harga minyak.

“Event kecil seperti sekarang hanya sedikit membantu harga naik dan biasanya hanya terjadi peak sementara,” tambahnya. Ia juga menegaskan bahwa penguatan harga ini belum bisa dijadikan dasar untuk memperkirakan perubahan harga BBM di Indonesia.

Lebih lanjut, Hadi menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak yang bersifat berkelanjutan hanya bisa terjadi jika didukung oleh pertumbuhan ekonomi global yang kuat. “Saat ini ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja,” katanya menegaskan.

Kondisi ekonomi global yang belum pulih sepenuhnya menyebabkan permintaan terhadap energi masih terbatas. Hal inilah yang membuat harga minyak sulit naik secara signifikan meskipun sempat menguat dalam beberapa hari terakhir.

Analisis Ekonomi dari Pengamat Energi

Pandangan senada disampaikan oleh Founder & Advisor ReforMiner Institute, Pri Agung Rakhmanto. Menurutnya, pergerakan harga minyak dunia saat ini masih tergolong wajar dan masih berada dalam kisaran fundamental pasar global tahun 2025.

“Itu sebenarnya masih dalam range yang sesuai faktor fundamental pasar minyak global 2025,” ujarnya, Rabu, 29 Oktober 2025. Pri Agung menilai penguatan harga yang terjadi lebih merupakan koreksi alami setelah harga sempat turun terlalu dalam beberapa pekan sebelumnya.

Ia menambahkan, harga minyak dunia tahun ini diperkirakan akan bergerak di kisaran US$ 65–US$ 70 per barel. Kisaran ini mencerminkan keseimbangan antara suplai dan permintaan global yang relatif stabil di tengah ketidakpastian ekonomi.

Dari sisi suplai, pasar minyak global dinilai masih cenderung berlebih. Produksi minyak dari negara-negara anggota OPEC+ tetap menjadi faktor dominan dalam menentukan keseimbangan pasokan di pasar dunia.

Sementara dari sisi permintaan, ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang AS–Cina masih menjadi faktor penghambat. Kebijakan perdagangan antarnegara besar yang belum stabil juga turut menekan aktivitas industri dan permintaan energi.

Pri Agung menjelaskan, tanpa adanya kejadian luar biasa di pasar global, harga minyak tidak akan terus-menerus naik. “Tanpa ada kejadian luar biasa, harga tidak akan terus-terusan menanjak karena faktor fundamentalnya memang belum mendukung,” ujarnya.

Kondisi global yang penuh ketidakpastian ini membuat potensi penyesuaian harga BBM di dalam negeri menjadi terbatas. Pemerintah tetap akan berhati-hati dalam menentukan kebijakan harga agar tidak membebani masyarakat maupun sektor usaha.

Kebijakan Pemerintah dan Prospek Harga BBM Domestik

Dengan kondisi harga minyak dunia yang masih berfluktuasi, pemerintah Indonesia cenderung mempertahankan harga BBM di tingkat saat ini. Setiap bulan, pemerintah melakukan evaluasi terhadap harga jual BBM dengan mempertimbangkan rata-rata harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT Pertamina (Persero) memantau perkembangan harga minyak dunia secara rutin. Evaluasi tersebut menjadi dasar bagi pemerintah dalam menentukan apakah diperlukan penyesuaian harga BBM di dalam negeri.

Sejauh ini, ruang untuk melakukan perubahan harga dinilai masih sempit. Pemerintah lebih memilih menjaga stabilitas harga BBM guna menekan potensi inflasi dan mempertahankan daya beli masyarakat.

Meski harga minyak mentah dunia mulai menguat, faktor nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berperan penting dalam perhitungan harga BBM. Apabila rupiah tetap stabil, maka dampak kenaikan harga minyak dunia bisa ditekan.

Pemerintah juga memperhatikan kondisi makroekonomi dan situasi geopolitik global sebelum mengambil keputusan terkait harga BBM. Dalam situasi ketidakpastian seperti saat ini, kebijakan yang stabil dianggap lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.

Para analis memperkirakan harga minyak dunia akan tetap berfluktuasi hingga akhir tahun. Kenaikan harga hanya akan signifikan jika terjadi gangguan besar pada pasokan atau peningkatan permintaan global yang tidak terduga.

Untuk sementara, konsumen di Indonesia dapat bernafas lega karena belum ada tanda-tanda penyesuaian harga BBM. Pemerintah menegaskan akan terus meninjau kondisi pasar dan ekonomi sebelum menetapkan kebijakan baru di bulan mendatang.

Situasi ini sekaligus mencerminkan pendekatan hati-hati pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara stabilitas harga energi dan kepentingan fiskal negara. Dengan demikian, kenaikan harga minyak dunia belum akan berpengaruh besar terhadap harga BBM dalam negeri pada waktu dekat.

Terkini