ASDP Prediksi Lonjakan Penumpang Kapal Saat Libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026

Rabu, 17 Desember 2025 | 09:01:45 WIB
ASDP Prediksi Lonjakan Penumpang Kapal Saat Libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026

JAKARTA - Menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru, pergerakan masyarakat melalui jalur penyeberangan kembali menjadi perhatian utama. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memandang periode akhir tahun sebagai fase krusial dalam pengelolaan transportasi nasional.

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memproyeksikan kepadatan penumpang di kapal penyeberangan selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 akan meningkat secara bertahap. Kenaikan ini diperkirakan seiring mendekatnya hari libur nasional dan cuti bersama.

Direktur Operasi dan Transformasi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Rio Theodore Natalianto Lasse menjelaskan bahwa peningkatan mulai terasa sejak pertengahan Desember. Menurutnya, pola pergerakan masyarakat sudah dapat dipetakan sejak awal.

Pergerakan penumpang kapal penyeberangan diperkirakan mulai terlihat sejak Jumat, 19 Desember 2025. Akhir pekan tersebut menjadi penanda awal meningkatnya mobilitas masyarakat.

Awal Pergerakan dan Prediksi Puncak Arus

Rio menyampaikan bahwa peningkatan pergerakan akan berlangsung bertahap. Lonjakan diperkirakan terjadi mulai Jumat hingga Minggu.

“Prediksi kami di tanggal 19 Desember 2025 itu sudah mulai ada peningkatan pergerakan di hari Jumat, lalu Sabtu dan Minggu di tanggal 20 dan 21 Desember 2025,” ujar Rio. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sesi temu media.

Kegiatan temu media tersebut berlangsung di Kantor Pusat ASDP, Jakarta. Acara digelar pada Senin, 15 Desember 2025.

ASDP juga memetakan prediksi puncak arus penyeberangan jelang Natal. Puncak pergerakan libur Natal diperkirakan terjadi pada 23 hingga 24 Desember 2025.

ASDP bersiaga menghadapi kemungkinan lonjakan penumpang di luar proyeksi. Hal ini disebabkan oleh potensi libur akhir tahun yang lebih panjang.

“Kemudian prediksi puncak pergerakan libur tahun baru itu tanggal 30–31 Desember 2025,” ujar Rio. Ia menambahkan bahwa arus balik diprediksi terjadi awal Januari.

Menurut Rio, puncak arus balik diperkirakan berlangsung pada 2 dan 3 Januari 2026. ASDP telah menyiapkan langkah antisipasi untuk periode tersebut.

Proyeksi Kenaikan Penumpang dan Kendaraan

Secara keseluruhan, ASDP memproyeksikan peningkatan signifikan pada aktivitas penyeberangan. Kenaikan ini mencakup perjalanan kapal, jumlah penumpang, dan kendaraan.

Jumlah perjalanan kapal penyeberangan diperkirakan meningkat sebesar 5,4 persen. Kenaikan ini mencerminkan tingginya kebutuhan mobilitas masyarakat.

Jumlah penumpang diproyeksikan naik sebesar 4,3 persen. Sementara itu, kendaraan terangkut diperkirakan tumbuh hingga 8,9 persen.

Rio mengungkapkan bahwa kendaraan roda dua menjadi kategori dengan kenaikan tertinggi. Persentase kenaikannya mencapai angka dua digit.

“Yang paling tinggi adalah kendaraan roda dua dengan kenaikan sampai 15,3 persen,” kata Rio. Selain itu, kendaraan logistik juga menunjukkan tren kenaikan.

Kendaraan truk diproyeksikan naik sebesar 7,4 persen. Kendaraan roda empat kecil diperkirakan meningkat 5,9 persen.

Sementara itu, jumlah bus yang menyeberang diprediksi naik sebesar 5 persen. Semua kategori kendaraan menunjukkan tren pertumbuhan.

Rio menegaskan bahwa peningkatan terjadi di seluruh lintasan pantauan nasional. Total terdapat 15 lintasan utama yang menjadi fokus pengawasan.

“Secara keseluruhan diprediksi 20.943 trip kapal,” ungkap Rio. Ia juga menyebutkan proyeksi jumlah penumpang dan kendaraan.

Jumlah penumpang diperkirakan mencapai lebih dari 547.000 orang. Sementara kendaraan yang terangkut diprediksi menembus 868.000 unit.

Jaminan Layanan Lintasan Strategis

ASDP Indonesia Ferry memastikan seluruh layanan penyeberangan strategis berjalan tertib. Fokus utama berada pada lintasan Jawa–Bali–Lombok.

ASDP juga memastikan layanan selaras dengan kebijakan regulator. Koordinasi dilakukan dengan KSOP dan BPTD di masing-masing wilayah.

Di sisi lain, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat turut memastikan kesiapan lintasan Merak–Bakauheni. Lintasan ini menjadi salah satu jalur tersibuk saat Nataru.

Berdasarkan survei pergerakan masyarakat, Merak dan Bakauheni menjadi rute penyeberangan paling diminati. Tingginya minat menuntut pengelolaan ekstra ketat.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Aan Suhanan menekankan pentingnya sinergi. Menurutnya, pengelolaan lintasan harus dilakukan secara kolaboratif.

“Artinya perlu pengelolaan yang baik dan penuh sinergi antar stakeholder,” ujar Aan. Ia menegaskan pelayanan harus sesuai harapan masyarakat.

Strategi Penguraian Kepadatan Pelabuhan

Aan menyoroti dua strategi utama untuk menjaga kelancaran arus penyeberangan. Strategi ini difokuskan pada keselamatan dan efisiensi.

Strategi pertama adalah pembagian pelabuhan berdasarkan golongan kendaraan. Pembagian dilakukan di sisi Jawa dan Sumatera.

Strategi kedua adalah penerapan delaying system. Sistem ini bertujuan mengatur waktu keberangkatan kendaraan.

Untuk mengurangi potensi bottleneck, empat pelabuhan telah disiapkan di sisi Jawa. Pelabuhan tersebut meliputi Merak, Ciwandan, BBJ Bojonegara, dan Krakatau Bandar Samudera.

Di sisi Sumatera, empat pelabuhan juga disiagakan. Pelabuhan tersebut adalah Bakauheni, Panjang, Wika Beton, dan BBJ Muara Pilu.

Aan menjelaskan bahwa pembagian pelabuhan telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Bersama. Aturan ini wajib dipatuhi seluruh petugas dan operator.

“Pembagian pelabuhan di sisi Jawa dan Sumatera sudah kita tetapkan melalui SKB,” kata Aan. Ia menekankan pentingnya disiplin pelaksanaan.

Aan berharap pairing antar pelabuhan berjalan optimal. Dengan demikian, potensi kemacetan dapat diminimalkan.

“Kita lihat apakah pairing antar pelabuhan ini sudah tepat,” ujarnya. Ia berharap pembagian dermaga mampu mengurai kepadatan lalu lintas darat.

ASDP bersama seluruh pemangku kepentingan berkomitmen menjaga kelancaran Nataru 2025/2026. Kesiapsiagaan menjadi kunci menghadapi lonjakan penumpang nasional.

Terkini