Pemulihan Listrik Pascabencana Terus Dikebut, Ratusan Desa Aceh Masih Gelap

Rabu, 17 Desember 2025 | 12:05:03 WIB
Pemulihan Listrik Pascabencana Terus Dikebut, Ratusan Desa Aceh Masih Gelap

JAKARTA - Upaya pemulihan jaringan listrik pascabencana banjir dan longsor di wilayah barat Indonesia terus menunjukkan perkembangan signifikan. Meski demikian, sejumlah desa masih harus bertahan tanpa aliran listrik akibat kerusakan infrastruktur yang cukup parah.

Tim Energi dan Sumber Daya Manusia Siaga Bencana mencatat sebagian besar wilayah terdampak mulai kembali menikmati listrik. Pemerintah menegaskan pemulihan dilakukan bertahap dengan mengutamakan faktor keselamatan.

Tim ESDM Siaga Bencana melaporkan bahwa aliran listrik di 5.961 desa dari total 6.500 desa terdampak di Aceh telah kembali menyala. Sementara itu, masih terdapat 539 desa yang belum teraliri listrik hingga Senin, 15 Desember 2025, pukul 19.00 WIB.

Data tersebut menunjukkan pemulihan jaringan terus berlangsung secara masif. Tim lapangan masih bekerja untuk menjangkau desa-desa yang belum teraliri listrik.

Berdasarkan catatan Tim ESDM Siaga Bencana, jumlah pelanggan terdampak di Aceh mencapai 970.954 pelanggan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 774.401 pelanggan telah kembali menikmati aliran listrik.

Pemulihan ini dinilai cukup signifikan mengingat luas wilayah terdampak bencana. Pemerintah menilai progres tersebut sebagai hasil kerja intensif di lapangan.

Daerah dengan Desa Masih Padam Terbanyak

Kabupaten Aceh Tengah tercatat sebagai wilayah dengan jumlah desa padam terbanyak. Di daerah ini, masih terdapat 147 desa yang belum teraliri listrik.

Kabupaten Bener Meriah menyusul dengan 140 desa yang masih mengalami pemadaman. Kondisi geografis menjadi salah satu faktor penghambat pemulihan.

Aceh Tamiang juga masuk dalam daftar wilayah terdampak dengan 99 desa masih padam. Tim teknis menghadapi tantangan akses akibat kerusakan jalan.

Selain itu, Gayo Lues mencatat 69 desa belum dialiri listrik. Medan yang sulit dan curah hujan tinggi memperlambat proses perbaikan.

Aceh Timur masih memiliki 41 desa yang belum menikmati listrik. Tim ESDM terus melakukan perbaikan jaringan secara bertahap.

Kabupaten lain yang juga masih mengalami pemadaman meliputi Aceh Utara, Bireuen, Nagan Raya, Aceh Tenggara, dan Aceh Barat. Pemerintah memastikan seluruh wilayah tersebut masuk prioritas pemulihan.

Di luar Aceh, pemulihan di Sumatra Utara menunjukkan progres yang lebih cepat. Dari 554.048 pelanggan terdampak, sebanyak 543.346 pelanggan telah kembali menyala.

Kendala Cuaca dan Infrastruktur Rusak

Pemulihan jaringan listrik di Sumatra Utara sempat berhasil menjangkau seluruh kecamatan. Namun, hujan deras yang disertai longsor kembali menghambat distribusi listrik.

Kerusakan infrastruktur membuat beberapa wilayah kembali mengalami pemadaman. Akses jalan yang terputus menjadi tantangan utama tim lapangan.

Di Kabupaten Tapanuli Tengah, dari total 215 desa, masih terdapat 5 desa yang belum dialiri listrik. Tim teknis terus berupaya membuka akses menuju lokasi tersebut.

Tapanuli Utara juga masih mencatat 4 desa dari 395 desa dalam kondisi padam. Perbaikan jaringan dilakukan secara bertahap mengikuti kondisi cuaca.

Sementara itu, di Tapanuli Selatan, masih terdapat 1 desa dari total 211 desa yang belum menikmati aliran listrik. Proses pemulihan menunggu kondisi medan yang lebih aman.

Di wilayah Sumatra Barat, banjir susulan kembali memengaruhi jaringan listrik. Data mencatat sebanyak 274.564 pelanggan terdampak akibat kondisi tersebut.

Dari jumlah itu, 273.804 pelanggan telah kembali mendapatkan aliran listrik. Sisanya masih menunggu proses pemulihan lanjutan.

Tercatat tiga jorong atau dusun kembali terendam banjir. Wilayah tersebut meliputi Jorong Lambeh dengan 145 pelanggan terdampak.

Selain itu, Jorong Batu Busuak mencatat 530 pelanggan terdampak. Jorong Labuah juga mengalami pemadaman dengan 85 pelanggan terdampak.

Pemerintah Utamakan Keselamatan Pemulihan

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan langsung kendala pemulihan listrik dalam Sidang Kabinet Paripurna. Sidang tersebut digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 15 Desember 2025.

Bahlil menjelaskan bahwa tantangan utama berasal dari kondisi lapangan. Banyak jalan yang sulit dilalui akibat banjir dan longsor.

Selain itu, banyak tiang listrik yang roboh akibat bencana. Kondisi ini memerlukan waktu dan kehati-hatian dalam proses perbaikan.

Beberapa desa juga masih terendam banjir hingga saat ini. Situasi tersebut membuat aliran listrik belum dapat dipulihkan sepenuhnya.

“Jika listrik dipaksakan dialirkan ke area yang masih terendam, itu berpotensi menyebabkan kecelakaan,” ujar Bahlil. Pemerintah menegaskan keselamatan warga dan petugas menjadi prioritas utama.

Secara teknis, Bahlil juga menjelaskan kondisi pasokan listrik di Aceh. Saat ini, total kapasitas pembangkit di Banda Aceh mencapai sekitar 110 Megawatt.

Beban rata-rata yang masuk saat ini berada di kisaran 66 Megawatt. Sebagian pasokan listrik masih disokong oleh genset.

Penggunaan genset dilakukan untuk memastikan kebutuhan listrik dasar tetap terpenuhi. Langkah ini bersifat sementara hingga jaringan utama pulih sepenuhnya.

"Jaringan induk yang telah terpasang kini mencapai sekitar 80–90 persen, dan diperkirakan dalam beberapa minggu semua akan kembali normal. Jika ini terjadi, aliran listrik dari Arun dan Bireuen akan bisa masuk secara normal," kata Bahlil.

Ia menambahkan bahwa konektivitas jaringan induk terus ditingkatkan. Pemerintah optimistis pemulihan penuh dapat tercapai dalam waktu dekat.

Untuk transmisi antarpulau di wilayah Sumatra, sambungan listrik disebut telah terkoneksi. Namun, distribusi ke tingkat desa masih menghadapi kendala serius.

Bahlil menegaskan bahwa kerusakan infrastruktur menjadi tantangan terbesar. Distribusi listrik tidak dapat dilakukan maksimal tanpa perbaikan fisik jaringan.

Pemerintah memastikan tim teknis tetap siaga di lapangan. Pemulihan dilakukan secara bertahap sesuai kondisi geografis dan cuaca.

Dengan berbagai upaya tersebut, pemerintah berharap seluruh wilayah terdampak segera kembali normal. Pemulihan listrik dinilai sebagai bagian penting dari pemulihan kehidupan masyarakat pascabencana.

Terkini