Properti

Sektor Properti Tetap Menjanjikan di 2025, CTRA dan SSIA Jadi Pilihan Teratas Analis

Sektor Properti Tetap Menjanjikan di 2025, CTRA dan SSIA Jadi Pilihan Teratas Analis
Sektor Properti Tetap Menjanjikan di 2025, CTRA dan SSIA Jadi Pilihan Teratas Analis

JAKARTA - Saham emiten sektor properti diprediksi akan tetap menunjukkan kinerja yang solid sepanjang tahun 2025. Optimisme ini didukung oleh berlanjutnya insentif pajak pembelian rumah dan permintaan yang stabil di segmen hunian harga menengah. Emiten yang fokus mengembangkan rumah tapak dengan harga antara Rp1 miliar hingga Rp5 miliar dinilai akan menjadi pemain dominan.

BRI Danareksa Sekuritas dalam laporan terbarunya mempertahankan rekomendasi overweight untuk saham sektor properti. Dua saham yang menjadi pilihan teratas adalah PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), masing-masing direkomendasikan beli dengan target harga Rp1.600 untuk CTRA dan Rp1.300 untuk SSIA.

Saham Properti Menjadi Andalan Investor 2025

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Ismail Fakhri Suweleh dan Wilastita Muthia Sofi, menjelaskan bahwa prospek saham properti tahun ini tetap kuat, khususnya bagi emiten yang mengandalkan segmen rumah tapak menengah.

"Saham pengembang properti yang memfokuskan penjualan rumah tapak di kisaran harga Rp1-5 miliar menjadi favorit karena permintaan masih tinggi dan didukung insentif fiskal," ujar Ismail Fakhri.

Emiten-emiten lain yang juga mendapat rekomendasi beli dari BRI Danareksa Sekuritas antara lain:

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) – Target harga Rp640

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) – Target harga Rp800

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) – Target harga direvisi menjadi Rp1.450

PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) – Target harga Rp190

Penurunan target harga pada BSDE disebut sebagai respons atas hasil kinerja keuangan kuartal I-2025 yang dinilai mengecewakan.

Portofolio Ritel dan Kawasan Industri Jadi Penopang Kinerja

Tidak hanya di segmen hunian, emiten properti yang memiliki portofolio ritel juga menunjukkan kinerja positif. Portofolio pusat perbelanjaan dinilai mampu menjadi penopang pendapatan berulang (recurring income) di tengah tantangan industri properti secara umum.

"Portofolio ritel bisa menjadi bantalan di tengah prediksi turunnya permintaan properti secara menyeluruh. Selain itu, kawasan industri juga menunjukkan permintaan yang tetap kuat, terutama dari investor asal China," jelas Wilastita.

Data dari Jones Lang LaSalle (JLL) turut memperkuat pandangan tersebut. Permintaan properti hunian dan ritel di Jakarta dilaporkan masih bertumbuh selama awal tahun 2025. Hal ini terlihat dari meningkatnya okupansi dan biaya sewa pusat perbelanjaan, khususnya yang didominasi oleh tenant makanan dan minuman (F&B).

"Rumah tapak tetap menjadi pilihan utama konsumen karena selain nyaman, insentif pajak yang diberikan pemerintah membuatnya lebih terjangkau," tambah Ismail.

Optimisme di Tengah Ketidakpastian

Meskipun sektor properti secara global masih menghadapi ketidakpastian akibat volatilitas ekonomi dan perubahan suku bunga, pasar properti di Indonesia menunjukkan ketahanan. Hal ini didorong oleh kebijakan fiskal yang mendukung, permintaan domestik yang stabil, serta minat investor terhadap aset berbasis properti.

Khusus untuk kawasan industri, permintaan lahan dan fasilitas dari pelaku industri asing tetap tinggi, terutama dari perusahaan-perusahaan Tiongkok yang tengah melakukan ekspansi ke Asia Tenggara.

"Kami melihat kawasan industri akan terus menjadi sektor yang atraktif, seiring dengan naiknya arus masuk investasi asing langsung (FDI),” jelas Wilastita.

Proyeksi Kinerja Emiten Properti 2025

Dengan mempertimbangkan kombinasi faktor-faktor seperti insentif pajak, permintaan rumah tapak, dan pendapatan berulang dari pusat ritel, BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan sektor properti akan tetap tumbuh pada 2025. Emiten-emiten dengan strategi portofolio yang seimbang antara hunian dan komersial dinilai akan menjadi pemenang dalam lanskap pasar saat ini.

Kinerja saham sektor properti dalam beberapa bulan ke depan juga akan dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI), kondisi makroekonomi global, dan pelaksanaan proyek infrastruktur pemerintah.

Sektor properti masih menjadi salah satu pilihan utama investor pada 2025. Emiten seperti CTRA dan SSIA menempati posisi teratas dalam rekomendasi beli oleh analis BRI Danareksa Sekuritas, didorong oleh strategi pengembangan produk yang tepat sasaran dan ditopang insentif pajak pemerintah. Dengan kondisi pasar yang semakin membaik dan portofolio yang kuat, saham-saham properti diperkirakan akan mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index