Proyek Tol

Siap Siap, 3 Proyek Tol Baru di Jawa dan Bali Akan Masuk Tender, Target Operasi 2029

Siap Siap, 3 Proyek Tol Baru di Jawa dan Bali Akan Masuk Tender, Target Operasi 2029
Siap Siap, 3 Proyek Tol Baru di Jawa dan Bali Akan Masuk Tender, Target Operasi 2029

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mempersiapkan proses tender untuk tiga proyek jalan tol strategis di Pulau Jawa dan Bali. Ketiga proyek tol ini ditargetkan mulai beroperasi secara bertahap pada tahun 2029 mendatang.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU, Wilan Oktavian, menjelaskan bahwa tiga ruas tol yang akan segera ditenderkan adalah Gilimanuk–Mengwi di Bali, Pejagan–Cilacap di Jawa Tengah, dan Sentul Selatan–Karawang Barat di Jawa Barat. Ketiganya memiliki peran penting dalam memperkuat konektivitas antarwilayah dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Tol Sentul Selatan–Karawang Barat: Proyek Prioritas dengan Investasi Rp34,75 Triliun

Proyek Tol Sentul Selatan–Karawang Barat menjadi yang terdepan dalam proses tender. Wilan mengungkapkan, ruas tol ini tinggal menunggu terbitnya dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum proses lelang dapat segera dilakukan.

“Saya dapat infonya dari DJPI, Sentul Selatan–Karawang Barat sudah siap tender, tinggal menunggu dokumen AMDAL. Ketika dokumen AMDAL keluar, nanti DJPI akan menyampaikan ke BPJT untuk ditenderkan,” ujar Wilan, Kamis, 12 Juni 2025.

Tol Sentul Selatan–Karawang Barat merupakan bagian dari jaringan Jalan Outer Ring Road (JORR) 3 yang saat ini sedang dalam proses pembangunan. Ruas tol sepanjang 60,36 kilometer ini akan menghubungkan kawasan Karawang Barat hingga Sentul Selatan dan terkoneksi dengan tol-tol utama seperti Bogor Ring Road dan Jakarta–Cikampek II Selatan.

Nilai investasi proyek ini diperkirakan mencapai Rp34,75 triliun dengan masa konsesi selama 50 tahun. Proyek ini akan dikerjakan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan mekanisme user charge, di mana pengembang tol akan mendapatkan imbal hasil dari tarif yang diterapkan.

Pemerintah menargetkan pencarian investor dan penandatanganan kontrak pada kuartal I sampai IV 2025. Setelah itu, proses pembebasan lahan dan konstruksi direncanakan berjalan paralel mulai 2027 hingga 2047. Jalan tol ini diharapkan dapat mulai beroperasi secara bertahap pada 2029.

Tol Pejagan–Cilacap: Penghubung Utara-Selatan Jawa Tengah dengan Investasi Rp27,59 Triliun

Proyek tol kedua adalah Pejagan–Cilacap dengan panjang sekitar 95,39 kilometer yang melintasi empat kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Tegal, Brebes, Banyumas, dan Cilacap. Tol ini dirancang sebagai penghubung utama jalur utara-selatan yang akan meningkatkan efisiensi dan konektivitas di wilayah tersebut.

Wilan menyebutkan bahwa saat ini studi kelayakan (Feasibility Study/FS) proyek Pejagan–Cilacap sedang disusun dan ditargetkan rampung pada Desember 2025.

“Kalau Pejagan–Cilacap, sedang proses penyusunan FS di DJPI. Targetnya Desember ini selesai FS-nya, baru kemudian proses selanjutnya,” jelasnya.

Dengan estimasi investasi sekitar Rp27,59 triliun dan masa konsesi 50 tahun, proyek ini juga menggunakan skema KPBU solicited, di mana pemerintah menjadi pemrakarsa proyek. Pemerintah akan memberikan dukungan berupa pembebasan lahan serta pendampingan konstruksi.

Proses pembebasan lahan ditargetkan mulai 2027 hingga 2028, dengan konstruksi berjalan dari 2028 sampai 2034. Jalan tol Pejagan–Cilacap diperkirakan akan mulai beroperasi secara bertahap pada 2029.

Tol Gilimanuk–Mengwi: Proyek Strategis di Bali dengan Investasi Rp25,4 Triliun

Proyek tol ketiga adalah Gilimanuk–Mengwi sepanjang 96,84 kilometer yang akan memperkuat jaringan jalan di Bali. Tol ini menjadi bagian dari Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional Provinsi Bali dan menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk sebagai pintu masuk utama transportasi ke Bali dengan pusat ibu kota provinsi di Mengwi.

Meski proyek ini sudah digagas sejak era pemerintahan sebelumnya, sampai saat ini belum menemukan investor. Pemerintah kini kembali membuka kesempatan investasi dengan nilai investasi sekitar Rp25,4 triliun dan masa konsesi selama 50 tahun.

“Kalau Gilimanuk–Mengwi, ini lagi review pentahapan karena ada penyesuaian. Sebelumnya sempat putus, dan lelangnya akan diproses kembali oleh DJPI,” ungkap Wilan.

Skema proyek tetap menggunakan KPBU, dengan pembiayaan dari investor dan dukungan pembebasan lahan serta konstruksi dari pemerintah. Proses pembebasan lahan sudah berjalan sejak 2024, dan konstruksi direncanakan mulai antara 2027 hingga 2032.

Tol Gilimanuk–Mengwi diharapkan juga mulai beroperasi pada tahun 2029.

Pemerintah melalui Kementerian PUPR secara aktif mendorong pengembangan infrastruktur jalan tol guna memperkuat konektivitas antarwilayah dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Tiga proyek tol yang akan segera ditenderkan tersebut diharapkan dapat menjadi tulang punggung transportasi di Jawa dan Bali, menghubungkan pusat-pusat ekonomi, serta membuka akses baru bagi masyarakat dan investor.

Target operasi ketiga tol ini pada tahun 2029 menjadi fokus utama pemerintah untuk mewujudkan sistem transportasi yang lebih modern dan efisien di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index