JAKARTA - Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) menegaskan pentingnya peningkatan wawasan teknologi bagi petani kelapa sawit demi mendukung target kelapa sawit berkelanjutan di daerah tersebut. Dengan luas kebun kelapa sawit yang mencapai lebih dari setengah juta hektar, pemanfaatan teknologi digital dinilai krusial agar petani tidak tertinggal dalam perkembangan industri dan dapat mengoptimalkan produksi secara ramah lingkungan.
Kabid Sarana dan Prasarana Peningkatan SDM dan Kelembagaan Dinas Peternakan dan Perkebunan Rohul, Nur Ikhlas, menyampaikan bahwa Kabupaten Rohul merupakan salah satu daerah dengan luas perkebunan kelapa sawit terbesar di Provinsi Riau. “Rohul memiliki kebun kelapa sawit yang sangat luas di provinsi Riau. Dari data yang kita dapat ada 545 ribu hektar kebun kelapa sawit berdiri di sini. Atau sekitar 69% dari total luas kabupaten Rohul adalah perkebunan kelapa sawit,” ujarnya saat acara Literasi Media dan Digital Petani Sawit.
Dari total luas tersebut, lanjut Nur Ikhlas, sekitar 330 ribu hektar kebun kelapa sawit dikelola oleh petani lokal atau kebun masyarakat, sementara sisanya dikelola oleh perusahaan besar. “Besarnya jumlah petani yang menggantungkan hidupnya di perkebunan kelapa sawit ini harus diiringi dengan peningkatan kemampuan teknologi agar mereka tidak ketinggalan zaman dan dapat mendukung target kelapa sawit berkelanjutan yang diinginkan pemerintah,” tambahnya.
Kondisi Kebun Sawit Petani Masih Minim Standar
Nur Ikhlas menegaskan bahwa saat ini kondisi kebun sawit yang dikelola petani masih banyak yang menggunakan bibit sawit yang tidak bersertifikat atau “abal-abal.” Hal ini berdampak pada rendahnya hasil produksi dan berpotensi merugikan petani secara ekonomi. “Kondisi saat ini boleh dikatakan mulai dari nol, di mana kebun yang ada sebagian besar menggunakan bibit abal-abal atau tidak bersertifikat karena minimnya pengetahuan petani. Sehingga produksi juga sangat rendah,” jelasnya.
Dia menekankan pentingnya pemahaman petani terhadap penggunaan media digital. Dengan wawasan digital yang memadai, petani akan mampu membedakan bibit unggul dan bibit abal-abal serta mengakses berbagai program pemerintah yang kini banyak disalurkan melalui platform online, terutama program dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP).
Literasi Digital Kunci Peningkatan Produktivitas
Pemkab Rohul sangat mendukung berbagai kegiatan sosialisasi dan literasi digital yang menyasar petani kelapa sawit sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas mereka. “Kami sangat terbantu dengan berbagai kegiatan sosialisasi mengenai media digital di lini petani sawit. Ini sangat penting untuk membantu petani memahami perkembangan teknologi dan memanfaatkannya secara optimal dalam pembangunan kebun kelapa sawitnya,” ujar Nur.
Menurutnya, peningkatan wawasan digital tidak hanya berdampak pada produktivitas tetapi juga pada penerapan prinsip kelapa sawit berkelanjutan yang ramah lingkungan. “Harapan kita tentu wawasan petani meningkat mengenai media digital itu. Sehingga petani terbantu dalam memaksimalkan kebun kelapa sawitnya tanpa mengesampingkan lingkungan,” tambah Nur.
Kegiatan Literasi Media dan Digital Petani Sawit
Salah satu kegiatan penting yang mendukung hal tersebut adalah gelaran Literasi Media dan Digital Petani Sawit yang diselenggarakan oleh Elaeis Media Group (EMG) bekerja sama dengan BPDP pada Kamis, 12 Juni 2025. Nur Ikhlas mengapresiasi inisiatif ini dan berharap agar program literasi digital semacam ini dapat berkelanjutan dan menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Rohul secara merata.
“Harapan kita sosialisasi ini dapat dirasakan semua petani. Sehingga pemahaman akan media digital merata didapat oleh petani kelapa sawit kita,” tandas Nur menutup pernyataannya.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Peningkatan literasi digital di kalangan petani kelapa sawit di Rohul menjadi tantangan sekaligus peluang besar dalam mewujudkan produksi sawit yang lebih berkualitas dan berkelanjutan. Dengan teknologi digital, petani bisa lebih mudah mengakses informasi teknis, pasar, serta bantuan pemerintah yang selama ini mungkin sulit dijangkau karena keterbatasan akses dan pengetahuan.
Dinas Peternakan dan Perkebunan Rohul pun berkomitmen untuk terus memperluas program edukasi dan sosialisasi digital sebagai upaya strategis mendukung kemajuan sektor kelapa sawit di daerah itu, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan petani.