JAKARTA - Kontraktor proyek pembangunan Tol Yogyakarta-Solo di Seksi 2 Paket 2.2 mendapatkan instruksi tegas untuk segera memperbaiki sejumlah titik jalan kabupaten yang mengalami kerusakan akibat aktivitas kendaraan proyek. Kerusakan tersebut meliputi lubang dan kerusakan permukaan jalan di beberapa ruas jalan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Perbaikan ini menjadi tanggung jawab kontraktor yang menggunakan jalan kabupaten sebagai akses mobilisasi kendaraan proyek, seperti truk tronton dan dump truck yang membawa material konstruksi. Pihak kontraktor diberi tenggat waktu hanya tujuh hari kerja untuk melakukan perbaikan.
Kesepakatan Perbaikan Jalan dengan DPUPKP Sleman
Agung Murhandjanto, Humas PT Adhi Karya selaku kontraktor proyek Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2, menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman untuk membahas penanganan kerusakan jalan.
“Intinya meminta kami komitmennya untuk memperbaiki jalan-jalan kabupaten yang rusak karena kami gunakan untuk lewat truk tronton maupun dump truck,” ujar Agung pada Jumat, 13 Juni 2025.
Dalam pertemuan tersebut, kontraktor dan DPUPKP Sleman menandatangani berita acara kesepakatan tentang penanganan kerusakan jalan yang diakibatkan oleh aktivitas kendaraan berat proyek tol. Kesepakatan ini mengikat kontraktor untuk melaksanakan perbaikan dalam waktu tujuh hari kerja setelah berita acara diteken.
“Ada waktu sekitar tujuh hari untuk perbaikan jalan-jalan yang teridentifikasi rusak karena dilewati oleh kendaraan berat untuk pembangunan Tol Jogja-Solo,” tambah Agung.
Kerusakan Jalan Disebabkan Tonase Berat Kendaraan Proyek
Menurut Agung, kerusakan yang muncul umumnya berupa lubang pada jalan kabupaten yang dilalui kendaraan proyek. Hal ini disebabkan oleh berat tonase truk yang cukup besar yang melewati jalan-jalan tersebut.
“Kami mau tidak mau harus menggunakan jalan kabupaten karena memang untuk akses. Karena akses di jalan proyek kan belum jadi, jadi sementara menggunakan jalan kabupaten itu yang terjadi lubang,” jelas Agung.
Pengerjaan konstruksi Tol Jogja-Solo di Seksi 2 Paket 2.2, yang meliputi rute Trihanggo-Junction Sleman, kini sudah hampir mencapai kawasan Ring Road Sleman. Sehingga kendaraan proyek semakin intens melewati ruas-ruas jalan kabupaten yang belum diperkuat untuk lalu lintas berat.
Metode Perbaikan Jalan dan Jadwal Pelaksanaan
Meski kerusakan yang timbul tergolong minor, seperti di ruas Bantulan-Cebongan dan Jalan Desa Sendari, kontraktor tetap berkomitmen memperbaiki kerusakan tersebut agar tidak mengganggu keselamatan maupun kenyamanan pengguna jalan.
“Nanti kami lakukan perbaikan minor dulu dengan patching (penambalan), yang jelas itu tidak mengganggu keselamatan dan kenyamanan pengendara,” ujar Agung.
Sebelumnya, perbaikan sudah dilakukan di ruas jalan Nglarang-Cebongan menggunakan metode cold mix asphalt atau aspal dingin yang dinilai efektif untuk menambal lubang secara cepat dan tahan lama. Sedangkan perbaikan di ruas Bantulan-Cebongan dijadwalkan selesai pada akhir pekan ini atau awal pekan depan.
Tantangan Infrastruktur Sementara
Karena akses utama proyek tol di beberapa titik belum rampung, penggunaan jalan kabupaten menjadi solusi sementara yang tidak bisa dihindari oleh kontraktor. Namun hal ini berimbas pada kerusakan jalan yang harus segera ditangani agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat dan kelancaran transportasi lokal.
Pemkab Sleman melalui DPUPKP terus memantau kondisi jalan yang terdampak dan memastikan kontraktor menjalankan komitmen perbaikan tepat waktu. Diharapkan penanganan ini dapat mengurangi gangguan sekaligus menjaga kelancaran pembangunan infrastruktur tol yang vital bagi konektivitas regional.
Dengan tenggat waktu perbaikan hanya tujuh hari, langkah cepat dan tepat kontraktor dalam menangani kerusakan jalan akibat proyek tol ini sangat penting untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan di Sleman tetap terjaga selama proses konstruksi berlangsung.
Apakah masyarakat sudah merasakan dampak pembangunan Tol Yogyakarta-Solo di sekitar wilayah mereka? Bagaimana kesiapan pemerintah daerah mengatasi permasalahan infrastruktur pendukung? Perkembangan selanjutnya akan terus dipantau.