JAKARTA - Audi kembali menegaskan posisinya di pasar mobil sport dengan memperkenalkan Concept C, mobil sport listrik terbaru yang menghadirkan kombinasi desain futuristik dan penghormatan terhadap sejarah model legendaris mereka. Peluncuran konsep ini menjadi tonggak penting bagi Audi, terutama setelah penghentian produksi TT dan R8, yang sempat meninggalkan celah dalam jajaran mobil sport pabrikan asal Ingolstadt tersebut. Versi produksi dari Concept C dijadwalkan meluncur pada tahun 2027 dengan desain yang hampir identik dengan konsepnya.
Radical Simplicity: Filosofi Desain Baru Audi
Concept C menjadi representasi pertama dari bahasa desain baru Audi di bawah arahan Massimo Frascella, Chief Creative Officer yang bergabung pada Juni 2024. Audi menyebut pendekatan ini sebagai “radical simplicity”, yaitu menyederhanakan elemen desain agar lebih fokus pada esensi, baik eksterior maupun interior.
Mobil ini mempertahankan garis coupe klasik, namun mampu bertransformasi menjadi roadster dengan atap elektrik dua panel teknologi baru yang pertama kali diterapkan Audi. Dimensinya lebih dekat dengan R8 dibanding TT, dengan panjang 4,52 meter, lebar 1,98 meter, tinggi 1,27 meter, dan jarak sumbu roda 2,56 meter. Bobot Concept C mencapai 1.690 kilogram, setara R8 Spyder. Velg 21 inci dua warna serta kemungkinan opsi penggerak rear-wheel drive atau all-wheel drive menambah karakter sporty.
Desain futuristik juga tampak di bagian belakang, yang menggantikan kaca belakang dengan tiga bilah horizontal, salah satunya terintegrasi dengan lampu rem ketiga. Filosofi interior “shy tech” membuat kabin tetap bersih dan minimalis. Layar infotainment 10,4 inci bisa disembunyikan ke dalam dasbor, sementara kontrol utama menggunakan tombol fisik berbahan aluminium anodized. Logo Audi di setir dibuat dari logam untuk memberikan kesan premium.
Penghormatan pada Sejarah dan Teknologi Masa Depan
Audi Concept C memadukan inspirasi dari TT, R8, konsep Avus 1991, mobil balap Auto Union, dan konsep Rosemeyer 2000. Pendekatan ini menunjukkan bagaimana Audi berupaya menghidupkan kembali ikonik sportscar mereka, sekaligus menghadirkan inovasi masa depan.
Dalam hal performa, Concept C hanya akan tersedia dalam versi listrik penuh (EV). Sistem kelistrikan 800 volt mendukung pengisian daya super cepat, yang menjadi standar baru untuk sportscar listrik. Meskipun Audi belum mengonfirmasi platform yang digunakan, ada kemungkinan Concept C berbagi basis dengan Porsche Boxster dan Cayman listrik generasi baru yang dijadwalkan rilis pada 2026.
Selain itu, beberapa elemen desain Concept C akan menjadi ciri wajah baru Audi, termasuk grille vertikal besar dan lampu depan empat elemen. Audi berencana mengaplikasikan desain ini di seluruh modelnya, mulai sedan hingga SUV, sekaligus meninggalkan elemen seperti lampu terbelah dan knalpot palsu yang dinilai menurunkan kesan premium beberapa tahun terakhir.
Strategi Audi dalam Era Mobil Listrik
Peluncuran Concept C sejalan dengan ambisi Audi untuk menghadapi persaingan ketat dengan BMW dan Mercedes-Benz. Tahun 2026 akan menjadi momentum penting bagi Audi, karena mereka juga akan meluncurkan EV entry-level dan lini performa baru dari Audi Sport (RS).
Dengan Concept C, Audi ingin kembali menempatkan sportscar sebagai bagian dari DNA mereknya. Tiga dekade setelah TT diperkenalkan pada 1995, Concept C diharapkan memicu antusiasme serupa di pasar global. Mobil ini bukan hanya simbol inovasi teknologi, tetapi juga strategi untuk mengembalikan daya tarik emosional pada model sport mereka.
Menggabungkan coupe dan roadster listrik, Concept C menunjukkan bagaimana Audi mampu menyatukan sejarah dan masa depan dalam satu kendaraan. Model ini menjadi bukti nyata bahwa pabrikan asal Ingolstadt tidak hanya fokus pada efisiensi dan performa, tetapi juga pada desain ikonik yang mampu memikat penggemar mobil sport di seluruh dunia.