AI sebagai Alat Bantu, Bukan Pengganti Manusia: Pesan Penting untuk Generasi Muda

Jumat, 27 Juni 2025 | 10:02:40 WIB
AI sebagai Alat Bantu, Bukan Pengganti Manusia: Pesan Penting untuk Generasi Muda

JAKARTA - Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) membawa berbagai dampak signifikan bagi kehidupan remaja di masa depan. Namun, Ketua Yayasan Kasya Aceh, Esti Wulansari, mengingatkan agar generasi muda menggunakan teknologi ini dengan bijak dan tidak membiarkan AI menggantikan peran manusia.

Dalam dialog yang berlangsung di RRI Pro 2 Banda Aceh pada Kamis, 19 Juni 2025, Esti menyoroti ketergantungan remaja terhadap gawai dan media sosial yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari. Menurutnya, perkembangan teknologi, khususnya AI dan data mining, menuntut kesadaran digital yang lebih cermat dan bertanggung jawab.

“Sekarang zamannya AI, dan semakin canggih juga kemampuan teknologi dalam mengumpulkan data. Bahkan jejak digital yang kita anggap sudah dihapus, bisa jadi tetap tersimpan di server,” ungkap Esti.

Pentingnya Kesadaran Digital di Era AI

Esti menekankan bahwa meski teknologi AI berkembang sangat pesat, posisi manusia tetap tidak tergantikan. Namun, tanpa pemanfaatan yang bijak, manusia justru berisiko dikendalikan oleh sistem yang mereka ciptakan sendiri. “AI itu mestinya membantu tugas manusia, bukan menggantikan. Tapi kita harus sadar bahwa setiap konten yang kita unggah bisa dikumpulkan dan menjadi bagian dari jejak digital kita. Itu bisa digunakan siapa saja, termasuk oleh AI,” jelasnya.

Hal ini menjadi perhatian penting mengingat jejak digital yang terus menumpuk bisa berdampak pada masa depan remaja, terutama dalam konteks proses rekrutmen kerja dan pemeriksaan latar belakang digital.

Imbauan untuk Remaja dan Keluarga

Dalam era digital yang serba cepat ini, Esti mengimbau para remaja untuk lebih selektif dalam menggunakan teknologi dan media sosial. Konten negatif yang sering diunggah dapat menimbulkan kerugian jangka panjang. Ia juga mengajak keluarga dan institusi pendidikan untuk aktif memberikan literasi digital yang kuat kepada anak-anak dan remaja agar mampu memanfaatkan teknologi secara etis dan efektif.

“AI bisa menjadi alat bantu yang luar biasa. Tapi kalau kita tidak berhati-hati, justru bisa jadi bumerang karena jejak digital kita membentuk persepsi orang lain terhadap siapa kita sebenarnya,” tegas Esti.

Peran AI dalam Kehidupan Manusia

Teknologi AI saat ini sudah merambah berbagai aspek kehidupan, dari otomatisasi pekerjaan hingga pengolahan data besar. Namun, Esti mengingatkan bahwa AI tidak boleh menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan seperti kreativitas, empati, dan etika yang hanya bisa dilakukan oleh manusia. AI seharusnya menjadi alat yang mendukung aktivitas manusia, bukan pengganti yang mendominasi.

“Manusia harus tetap menjadi pengendali teknologi, bukan sebaliknya. Tanpa kontrol yang tepat, AI bisa berpotensi menimbulkan dampak negatif yang luas,” tambahnya.

Membangun Generasi Muda yang Bijak Digital

Untuk mengantisipasi dampak teknologi ini, peran edukasi literasi digital sangat krusial. Esti menyarankan agar para orang tua dan pendidik mulai memberikan pemahaman tentang risiko dan manfaat penggunaan teknologi sejak dini. Literasi digital akan membantu anak-anak dan remaja menjadi pengguna teknologi yang cerdas, bertanggung jawab, dan beretika.

“Generasi muda harus diajarkan agar mampu membedakan informasi yang benar dan menyesatkan, serta menjaga privasi di dunia maya,” ujarnya.

Kemajuan teknologi AI membuka banyak peluang sekaligus tantangan, khususnya bagi generasi muda yang tumbuh di era digital. Pesan penting dari Ketua Yayasan Kasya Aceh, Esti Wulansari, adalah agar teknologi ini dijadikan alat bantu yang memperkaya kehidupan manusia, bukan menggantikan peran esensial manusia itu sendiri.

Dengan kesadaran digital yang tinggi, literasi yang memadai, dan peran aktif keluarga serta institusi pendidikan, diharapkan remaja Indonesia dapat menjadi pengguna teknologi yang cerdas dan beretika. Hal ini akan memastikan bahwa perkembangan teknologi AI tidak merusak tatanan sosial dan nilai-nilai kemanusiaan yang fundamental.

“Teknologi harus dikendalikan oleh manusia dengan bijak, bukan sebaliknya,” tutup Esti dengan tegas.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB