JAKARTA - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) meluncurkan kolaborasi lintas kementerian untuk meningkatkan pelayanan dan edukasi kesehatan gigi di seluruh Indonesia. Salah satu langkah strategis yang tengah disiapkan adalah memasukkan kurikulum kesehatan gigi ke dalam pendidikan anak usia dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), dan Sekolah Dasar (SD), bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya membangun kesadaran menjaga kesehatan gigi sejak usia dini sebagai fondasi kesehatan mulut jangka panjang. “Pengenalan teknik sikat gigi yang benar dan pentingnya pemeriksaan gigi secara berkala adalah materi utama yang akan kami masukkan dalam kurikulum sekolah dasar hingga PAUD,” ujar Budi Gunadi dalam pernyataannya yang dirilis laman resmi Kemenkes.
Ia menambahkan, “Pemeriksaan gigi minimal enam bulan sekali sangat krusial untuk mencegah berbagai masalah kesehatan mulut yang dapat berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.”
Strategi edukasi ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak anak-anak dan keluarga, sekaligus mengubah perilaku masyarakat terkait kesehatan gigi dan mulut. Namun, Kemenkes menyadari bahwa edukasi yang efektif memerlukan pendekatan inovatif dan adaptif sesuai perkembangan zaman.
Untuk itu, selain melalui jalur pendidikan formal, Kemenkes juga akan mengintensifkan kampanye kesehatan gigi melalui media sosial. Pemerintah berencana menggandeng para dokter gigi yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan pengaruh digital untuk menyebarluaskan pesan kesehatan secara masif dan menarik perhatian masyarakat luas.
“Kami ingin edukasi kesehatan gigi bukan hanya sekadar materi pembelajaran, tetapi menjadi gaya hidup yang menyenangkan dan mudah diterima, terutama di era digital saat ini,” tambah Budi Gunadi.
Tak hanya aspek edukasi, pemerintah juga tengah merancang standarisasi layanan kesehatan gigi di fasilitas kesehatan primer seperti Puskesmas. Dengan standarisasi ini, diharapkan pelayanan kesehatan gigi dasar di Puskesmas dapat ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun aksesibilitas.
Pentingnya standar pelayanan ini juga berkaitan dengan upaya pemerintah dalam memperkirakan kebutuhan tenaga dokter gigi di berbagai daerah, sekaligus mempersiapkan sumber daya manusia medis yang kompeten dan memadai. Hal ini dianggap vital untuk mendukung keberlanjutan program kesehatan gigi masyarakat.
Kolaborasi lintas kementerian ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menghadirkan pendekatan terpadu, mulai dari edukasi, layanan kesehatan, hingga penguatan sumber daya manusia di bidang kesehatan gigi. Dengan langkah ini, diharapkan masalah kesehatan gigi yang selama ini kerap menjadi persoalan nasional, seperti gigi berlubang dan penyakit mulut lainnya, dapat diminimalkan.
Kemenkes juga menyatakan bahwa investasi pada kesehatan gigi sejak dini dapat memberikan dampak positif jangka panjang, termasuk peningkatan kualitas hidup, produktivitas, dan pengurangan biaya perawatan kesehatan di masa depan.
Sebagai penutup, Menteri Budi menegaskan, “Kami berharap semua pihak dapat bersinergi, terutama sektor pendidikan dan kesehatan, untuk mewujudkan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif melalui pola hidup sehat yang dimulai dari kebersihan mulut dan gigi.”
Dengan upaya menyeluruh ini, pemerintah menegaskan bahwa edukasi kesehatan gigi bukan hanya menjadi tanggung jawab satu kementerian, melainkan kolaborasi bersama demi masa depan generasi yang lebih sehat. Informasi lebih lengkap tentang program ini dapat diakses melalui laman resmi Kementerian Kesehatan.