JAKARTA - Bank sentral Korea Selatan, Bank of Korea (BOK), baru-baru ini mengambil langkah mengejutkan dengan menghentikan pengembangan mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC) yang telah dikerjakan selama beberapa tahun terakhir. Keputusan ini muncul di tengah dinamika pasar stablecoin berbasis won yang mulai tumbuh pesat, serta perubahan kebijakan yang mencerminkan prioritas pemerintah dan regulator terhadap ekosistem kripto domestik.
Sebagaimana dilaporkan Business Times pada Selasa, 1 Juli 2025, BOK secara resmi menangguhkan proyek CBDC meski sudah mencapai tahap lanjutan berupa pengujian pilot project dengan melibatkan sejumlah bank lokal utama di Korea Selatan. Sumber dari kalangan internal menyebutkan, BOK telah menyampaikan kepada para mitra banknya bahwa diskusi dan pengembangan lebih lanjut terkait CBDC tidak akan dilanjutkan dalam waktu dekat. Namun, sampai saat ini, Bank of Korea belum mengeluarkan pernyataan resmi yang mengonfirmasi penghentian tersebut.
Apa Itu CBDC dan Mengapa Penghentian Ini Jadi Sorotan?
CBDC adalah versi digital dari mata uang fiat yang dirancang untuk menggantikan uang tunai dalam bentuk elektronik. Mata uang digital ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam transaksi, meningkatkan efisiensi sistem pembayaran nasional, serta memperluas inklusi keuangan. Meski konsep ini terdengar revolusioner dan menjanjikan banyak manfaat, tidak sedikit kritik yang mengiringi pengembangannya.
Komunitas kripto global selama ini menilai bahwa CBDC berpotensi menimbulkan risiko signifikan terkait privasi penggunanya. Karena diterbitkan dan dikontrol langsung oleh bank sentral, CBDC membuka peluang bagi negara untuk melakukan pengawasan ketat atas aliran dana digital masyarakat. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa CBDC dapat menjadi alat kontrol finansial yang terlalu kuat, membatasi kebebasan finansial dan privasi individu.
Konteks inilah yang membuat keputusan Korea Selatan menghentikan proyek CBDC menjadi sorotan internasional. Di satu sisi, negara ini telah berinvestasi cukup lama dan signifikan untuk mengembangkan teknologi ini, bahkan telah menjalankan pilot project melibatkan beberapa bank besar. Namun, di sisi lain, respons terhadap gelombang stablecoin berbasis won dan tekanan dari para pemangku kepentingan di sektor kripto domestik tampaknya menjadi faktor penentu arah kebijakan terbaru.
Janji Kampanye dan Perkembangan Regulasi Stablecoin di Korea Selatan
Penghentian proyek CBDC ini juga menjadi perhatian publik mengingat janji kampanye Presiden Korea Selatan, Lee Jae-myung, yang dikenal mendukung pengembangan ekosistem aset kripto di dalam negeri. Dalam visi politiknya, Lee berkomitmen mendorong pertumbuhan pasar stablecoin berbasis mata uang lokal won sebagai bagian dari strategi digitalisasi ekonomi dan inovasi keuangan.
Pada awal Juli 2025, partai yang dipimpin Presiden Lee bahkan mengajukan rancangan peraturan baru yang memungkinkan perusahaan-perusahaan terpilih dan memenuhi kriteria tertentu untuk menerbitkan stablecoin mereka sendiri. Stablecoin ini dirancang sebagai instrumen digital yang didukung penuh oleh mata uang won, memberikan alternatif legal dan terstruktur untuk penggunaan uang digital di masyarakat dan dunia usaha.
Kebijakan ini menunjukkan bahwa pemerintah Korea Selatan memilih pendekatan yang lebih fleksibel dan ramah terhadap teknologi kripto yang sudah berkembang daripada memperjuangkan mata uang digital bank sentral yang sifatnya lebih sentralistik dan diawasi ketat.
Dampak Penghentian Proyek CBDC terhadap Industri dan Ekonomi Digital Korsel
Keputusan untuk menunda atau menghentikan pengembangan CBDC jelas akan berdampak pada berbagai sektor, mulai dari perbankan hingga startup fintech dan komunitas kripto di Korea Selatan. Bank-bank yang telah terlibat dalam proyek pilot CBDC harus menyesuaikan rencana bisnis mereka dan mengarahkan inovasi mereka ke model yang lebih sesuai dengan kebijakan pemerintah.
Bagi sektor kripto domestik, penghentian ini mungkin menjadi angin segar karena stablecoin berbasis won akan mendapat ruang lebih lebar untuk berkembang tanpa harus bersaing dengan produk resmi bank sentral. Regulasi baru yang diajukan pemerintah juga membuka peluang legal bagi pengembangan stablecoin yang lebih inovatif dan adaptif terhadap kebutuhan pasar.
Namun, dari sisi keamanan dan stabilitas moneter, pemerintah dan regulator tentu harus berhati-hati agar perkembangan stablecoin ini tidak menimbulkan risiko sistemik, misalnya terkait volatilitas harga, risiko likuiditas, dan potensi penyalahgunaan.
Tren Global dan Posisi Korea Selatan dalam Revolusi Mata Uang Digital
Korea Selatan bukan satu-satunya negara yang mengembangkan CBDC. Di berbagai belahan dunia, bank sentral mulai bereksperimen dengan mata uang digital mereka sendiri, seperti di China, Uni Eropa, dan beberapa negara lainnya. Namun, keberhasilan dan keberlanjutan proyek ini sangat bergantung pada keseimbangan antara inovasi teknologi, perlindungan privasi, serta keamanan sistem keuangan.
Langkah BOK ini bisa dilihat sebagai refleksi dari tantangan yang dihadapi oleh negara-negara dalam mengintegrasikan CBDC ke dalam sistem keuangan yang sudah kompleks dan beragam. Kebijakan yang lebih pragmatis dan adaptif terhadap perkembangan stablecoin mungkin menjadi pilihan yang lebih realistis di tengah kondisi pasar dan teknologi yang terus berubah.