JAKARTA - Rawa Singkil, kawasan hutan gambut di Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, terus menarik perhatian wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Keunikan ekosistemnya yang langka serta kekayaan satwa endemik menjadikan tempat ini sebagai destinasi wisata eksotis yang layak menjadi unggulan Indonesia di tingkat global.
Terletak di bagian barat daya Provinsi Aceh, Rawa Singkil merupakan salah satu hutan gambut terluas di Indonesia dan dunia. Keberadaannya tidak hanya penting secara ekologis, namun juga bernilai tinggi dari sisi pariwisata alam liar.
“Rawa Singkil itu adalah wisata yang eksotis karena memang tidak banyak seperti itu di dunia. Bahkan lebih banyak wisatawan asing yang datang ke Rawa Singkil,” ujar Kurniawan Jabat, pemilik agen wisata Go.PulauBanyak saat diwawancarai RRI, Rabu (4/6/2025).
Menurut Kurniawan, pengunjung yang menyusuri jalur air di kawasan Rawa Singkil memiliki peluang langka untuk menyaksikan langsung satwa-satwa liar khas Sumatera. Di antaranya adalah orangutan, burung rangkong (dikenal lokal sebagai rangkok), serta beragam spesies lain yang menjadikan rawa tersebut sebagai habitat alami mereka.
“Kalau rejeki, kita bisa ketemu orangutan. Bahkan lebih sering melihat rangkok, sejenis burung yang dilindungi dengan paruh besar warna kuning. Kami hampir setiap masuk melihat itu,” tambahnya.
Magnet Ekowisata dan Potensi Internasional
Rawa Singkil dikenal sebagai bagian dari ekosistem Leuser, salah satu kawasan konservasi paling penting di Asia Tenggara. Daya tarik utama wisata ini adalah ekowisata—konsep wisata berbasis alam yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan pendidikan ekologis bagi pengunjung.
Kekayaan biodiversitas di Rawa Singkil sangat tinggi. Selain orangutan dan rangkok, kawasan ini juga menjadi rumah bagi harimau Sumatera, beruang madu, owa, dan berbagai spesies reptil serta burung langka. Lanskapnya yang terdiri dari hutan gambut, sungai kecil, dan rawa yang tenang memberikan pengalaman unik dan tak terlupakan.
“Saya mau coba naik boat besar kayak di Tanjung Puting, nanti bisa tidur di kapal, keliling-keliling, lihat sunset, makan di kapal. Rawa Singkil cocok dibikin seperti itu,” kata Kurniawan, mengusulkan ide pengembangan konsep wisata seperti yang diterapkan di Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan.
Tantangan Infrastruktur dan Harapan Pengembangan
Meski memiliki potensi luar biasa, aksesibilitas dan infrastruktur menuju Rawa Singkil masih menjadi tantangan utama. Jalur masuk yang sempit dan terbatas membuat perjalanan menuju kawasan ini tidak selalu mudah, terutama bagi wisatawan keluarga atau yang membawa anak-anak.
“Tapi harus ada sentuhan sedikit dari pemerintah untuk pelebaran jalur supaya bisa masuk kapal besar atau minimal bisa putar balik di dalam,” jelas Kurniawan. Ia berharap pemerintah daerah dan pusat dapat memberikan perhatian khusus agar wisata di Rawa Singkil bisa lebih berkembang, aman, dan nyaman untuk semua kalangan.
Saat ini, sebagian besar wisatawan yang berkunjung adalah pecinta alam, peneliti, atau wisatawan petualang yang sengaja datang untuk menikmati keaslian alam dan mencari pengalaman berbeda dari wisata konvensional.
Masa Depan Rawa Singkil: Wisata Berkelanjutan
Dengan peningkatan fasilitas, pengelolaan yang profesional, dan pelibatan masyarakat lokal, Rawa Singkil memiliki potensi untuk menjadi ikon wisata alam kelas dunia dari Indonesia. Selain sebagai sarana rekreasi, pengembangan wisata ini juga diharapkan dapat memberi dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar dan meningkatkan kesadaran konservasi lingkungan.
Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah strategis untuk memperbaiki infrastruktur seperti jalur transportasi air, tempat berlabuh kapal wisata, serta penyediaan fasilitas penunjang seperti penginapan ramah lingkungan dan pusat informasi satwa liar.
Sebagai bagian dari ekosistem hutan hujan tropis yang kritis, pelestarian Rawa Singkil juga penting untuk mengatasi perubahan iklim dan menjaga keseimbangan ekologi di kawasan barat Indonesia.