JAKARTA - Libur sekolah menjadi waktu yang sangat penting bagi anak-anak untuk mengisi waktu dengan berbagai aktivitas bermakna, bukan sekadar terpaku pada layar gadget. Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., menekankan peran aktif orang tua dalam mengatur kegiatan anak selama masa liburan agar kecanduan gadget dapat dicegah.
“Di masa liburan, seyogyanya orang tua berdialog dengan anak-anak terkait apa saja yang akan mereka lakukan. Liburan adalah kesempatan untuk memperkuat kualitas hubungan dalam keluarga,” ujar Novi, seperti dilansir Antara, Jumat (28/6/2025).
Berikut lima cara yang disarankan Novi untuk menghindari anak kecanduan gadget selama libur sekolah:
1. Tawarkan Aktivitas Sederhana yang Bermakna
Novi menyarankan orang tua agar mengajak anak melakukan aktivitas sederhana namun penuh makna. Contohnya, memasak bersama menu baru, bermain di taman, berolahraga, memancing, mendaki gunung, hingga sekadar bertamasya.
Menurut Novi, kegiatan di luar ruangan seperti bermain di taman tidak hanya mengalihkan anak dari gadget, tetapi juga mempererat ikatan emosional keluarga sekaligus melatih keterampilan sosial anak secara langsung.
2. Kembangkan Hobi Anak
Memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan minat dan hobinya menjadi cara efektif lain. Misalnya, mengikuti kelas memanah, belajar musik, atau olahraga yang mereka sukai.
Kegiatan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membantu anak fokus pada hal positif yang membangun kepercayaan diri dan kemampuan mereka.
3. Dekatkan Anak dengan Keluarga Besar
Liburan juga merupakan waktu yang tepat untuk mempererat hubungan dengan keluarga besar seperti kakek, nenek, atau sepupu. Interaksi ini membantu anak belajar nilai-nilai sosial yang berbeda dan melatih kemampuan beradaptasi dalam lingkungan sosial yang lebih luas.
4. Libatkan Anak dalam Kegiatan Sosial
Novi juga menganjurkan agar anak diajak mengikuti kegiatan sosial, misalnya gotong royong atau aksi lingkungan. Aktivitas ini dapat memperluas wawasan anak dan menumbuhkan rasa empati terhadap sesama serta lingkungan sekitar.
5. Tetapkan Peraturan Penggunaan Gadget
Mengenai penggunaan gadget, Novi menekankan pentingnya kesepakatan bersama antara orang tua dan anak. Ia menyarankan agar durasi penggunaan gadget dibatasi maksimal tiga jam per hari selama liburan agar anak tetap menikmati waktu bersama keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Dampak Negatif Penggunaan Gadget Berlebihan pada Anak
Novi memperingatkan bahwa penggunaan gadget secara berlebihan berisiko menimbulkan berbagai dampak negatif bagi anak, baik secara fisik, kognitif, maupun emosional.
1. Brain Rot
Menurut Novi, kondisi yang dikenal sebagai Brain Rot adalah penurunan fungsi otak secara perlahan akibat paparan layar gadget yang berlebihan. Kondisi ini bisa mengganggu perkembangan otak anak.
2. Malas Bergerak (Mager)
Aktivitas fisik anak menurun drastis karena terlalu lama bermain gadget. Hal ini meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti gangguan penglihatan (miopi), gangguan tulang belakang, obesitas, dan bahkan penyakit jantung.
3. Penurunan Kemampuan Berpikir
Secara kognitif, anak yang kecanduan gadget akan mengalami penurunan fokus, kreativitas, serta kemampuan memecahkan masalah. Mereka cenderung menjadi malas berpikir kritis.
4. Emosi yang Tidak Stabil
Dampak emosionalnya juga signifikan. Anak menjadi mudah cemas, gampang marah, dan enggan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Sebagai solusi alternatif, Novi menyarankan agar anak membuat jurnal liburan yang ditulis tangan. Selain membantu melatih keterampilan sensorik dan motorik, menulis jurnal juga menumbuhkan kemampuan refleksi dan berpikir kritis.
“Momen liburan seharusnya menjadi ruang untuk mengembangkan diri dan memperkuat hubungan sosial, bukan waktu pasif yang dihabiskan di depan layar,” pungkas Novi.
Menghindari kecanduan gadget pada anak selama libur sekolah membutuhkan peran aktif orang tua dengan menawarkan alternatif kegiatan yang bermakna, membatasi waktu penggunaan gadget, dan melibatkan anak dalam interaksi sosial yang positif. Dengan langkah ini, liburan dapat menjadi momen berkualitas untuk tumbuh kembang optimal anak secara fisik, mental, dan emosional.