Kemenkes

Camilan Tak Bergizi Picu Stunting, Kemenkes Luncurkan Label Hijau

Camilan Tak Bergizi Picu Stunting, Kemenkes Luncurkan Label Hijau
Camilan Tak Bergizi Picu Stunting, Kemenkes Luncurkan Label Hijau

JAKARTA - Kasus stunting anak di Indonesia terus menjadi perhatian serius para ahli kesehatan. Salah satu faktor yang mulai terungkap sebagai penyebab utama meningkatnya stunting adalah konsumsi camilan anak yang tidak memenuhi standar gizi.

Dalam acara edukasi gizi anak yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan pada Jumat, 27 Juni 2025, dokter spesialis anak dan ahli gizi, dr. Deva Putriane, Cht, CPHCT, menyampaikan kekhawatirannya terhadap lonjakan kasus stunting yang semakin signifikan.

“Stunting naik drastis, dan dari hasil pemeriksaan bersama Kementerian Kesehatan, ternyata banyak makanan anak yang beredar di pasaran belum lolos pengawasan gizi,” ujar dr. Deva.

Camilan Anak Jadi Ancaman Serius Kesehatan

Menurut dr. Deva, banyak produk camilan anak yang beredar di pasaran saat ini tidak melalui proses verifikasi gizi yang ketat. Padahal, anak-anak usia dini sangat rentan terhadap gangguan tumbuh kembang akibat kekurangan nutrisi.

Produk makanan ringan yang tinggi gula, garam, dan lemak jenuh—namun minim kandungan protein, kalsium, dan serat—justru lebih mudah diakses anak-anak karena rasanya yang menarik dan harganya terjangkau. Hal ini menciptakan risiko gizi buruk tersembunyi (hidden hunger) yang berdampak jangka panjang.

“Masalahnya bukan cuma makanan pokok. Camilan yang dikonsumsi sehari-hari juga berpengaruh besar terhadap status gizi anak,” tambahnya.

Inisiatif Label Hijau: Panduan Camilan Sehat

Sebagai respons atas kondisi tersebut, dr. Deva bersama Kementerian Kesehatan RI meluncurkan inisiatif label hijau sebagai penanda khusus untuk camilan anak yang telah lolos verifikasi gizi.

Label ini bertujuan membantu orangtua mengenali produk makanan yang aman dan layak dikonsumsi oleh anak-anak pada masa tumbuh kembang. “Sekarang camilan yang sudah lolos akan diberi tanda khusus. Kalau belum ada tanda ini, kita tidak tahu apakah itu termasuk camilan sehat atau tidak,” jelas dr. Deva.

Label hijau akan ditempatkan di kemasan produk sebagai indikator visual bahwa makanan tersebut telah memenuhi standar kandungan nutrisi yang ditetapkan, seperti kandungan protein, kalsium, vitamin, dan kadar gula yang sesuai.

Peran Orangtua Sangat Penting

Dr. Deva juga mengingatkan pentingnya peran orangtua dalam memilih makanan anak secara cerdas dan penuh kesadaran. Ia menyarankan agar sebelum membeli produk, orangtua membaca informasi nilai gizi dan komposisi bahan pada label kemasan.

“Baca baik-baik nilai nutrisinya, kandungan proteinnya, kalsiumnya. Itu semua berpengaruh pada pertumbuhan anak,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa pencegahan stunting harus dimulai dari pola konsumsi yang sehat sejak usia dini. Ini mencakup pemberian makanan utama bergizi seimbang dan membatasi asupan camilan tinggi gula atau penyedap rasa buatan.

Stunting: Masalah Nasional yang Harus Diatasi

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan di bawah standar dan berisiko mengalami gangguan perkembangan kognitif, imunitas rendah, serta produktivitas yang menurun saat dewasa.

Data terbaru dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa angka stunting nasional masih berada di atas 20%, jauh dari target penurunan stunting ke level 14% pada tahun 2026. Salah satu tantangan utamanya adalah kurangnya edukasi gizi yang menyeluruh di kalangan masyarakat.

Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Diperlukan

Peluncuran label hijau dinilai sebagai langkah awal yang tepat dalam memperbaiki pola konsumsi masyarakat, khususnya anak-anak. Namun, upaya ini harus diikuti dengan komitmen dari industri makanan, pemerintah, dan tenaga kesehatan.

Pemerintah diharapkan dapat mengeluarkan regulasi yang memperketat pengawasan terhadap makanan anak, serta mendorong industri untuk lebih bertanggung jawab terhadap kandungan gizi dalam produk yang mereka pasarkan.

Sementara itu, tenaga kesehatan dan edukator gizi harus terus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pemberian makanan sehat dan bergizi sejak dini.

Awasi Isi Piring Anak

Masalah stunting bukan hanya soal akses terhadap makanan, tetapi juga kualitas dari makanan yang dikonsumsi setiap hari. Camilan anak, yang sering dianggap sepele, bisa menjadi pemicu besar jika tidak dikontrol dengan baik.

Dengan adanya label hijau, orangtua kini memiliki panduan praktis untuk memilih camilan sehat bagi anak. Namun, perubahan nyata hanya akan terjadi jika kesadaran masyarakat ikut tumbuh dan pola konsumsi mulai diarahkan pada pilihan yang lebih sehat.

“Kita bisa mulai dari rumah, dari isi piring anak-anak kita sendiri,” tutup dr. Deva.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index