JAKARTA - Isu dugaan pelanggaran naturalisasi yang menyeret Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) kini menjadi sorotan tajam. Jika terbukti bersalah, FAM terancam menerima sanksi berat dari FIFA dan AFC. Sinyal tersebut menguat seiring munculnya sejumlah laporan yang mengindikasikan adanya ketidaksesuaian dalam proses pengalihan kewarganegaraan beberapa pemain timnas Malaysia.
Salah satu yang menjadi pusat perhatian adalah bek tengah Facundo Garces. Pemain kelahiran Argentina itu disebut tidak memenuhi kriteria naturalisasi berdasarkan regulasi FIFA, baik dari jalur residensi maupun garis keturunan.
Skema Naturalisasi Malaysia Disorot Sejak Awal 2025
Isu mencuat ketika sejumlah pemain asing yang tidak memiliki ikatan kuat dengan Malaysia tiba-tiba membela Timnas Malaysia dalam laga kualifikasi Piala Asia 2027. Pemain-pemain ini berasal dari klub-klub Eropa level dua seperti Inggris, Belanda, dan Prancis.
Mereka mendapat status Warga Negara Malaysia hanya dalam waktu singkat—bahkan kurang dari satu tahun. Hal ini kemudian memunculkan spekulasi dan tudingan bahwa proses naturalisasi dilakukan tanpa mematuhi standar yang ditetapkan FIFA.
FIFA sendiri menetapkan dua jalur utama bagi pemain untuk bisa membela negara baru: pertama, residensi minimal lima tahun berturut-turut setelah usia 18 tahun, dan kedua, garis keturunan hingga generasi ketiga.
Kasus Facundo Garces: Tidak Pernah Tinggal di Malaysia
Garces, yang bermain untuk Deportivo Alaves di La Liga Spanyol, menjadi pusat dari kontroversi ini. Ia tampil saat Malaysia menang melawan Vietnam dalam laga kualifikasi Piala Asia. Namun, status kewarganegaraan barunya dipertanyakan karena tidak ada catatan bahwa Garces pernah tinggal lama di Malaysia atau memiliki darah keturunan Malaysia.
“Garces disebut sama sekali tak memiliki darah Malaysia,” tulis media dalam laporan yang mencuat di awal tahun.
Jalur residensi pun tampaknya tak berlaku. Garces tidak pernah bermain di Liga Malaysia dan tidak tercatat pernah tinggal secara permanen di sana. Maka satu-satunya jalan adalah lewat garis keturunan, namun klaim tersebut juga belum memiliki bukti yang kuat.
FAM Terancam Sanksi Berat Jika Skandal Terbukti
Jika benar ada pelanggaran dalam proses naturalisasi ini, maka Federasi Sepak Bola Malaysia dapat dikenai sanksi berat oleh FIFA dan AFC. Ancaman paling serius adalah pembekuan Timnas Malaysia dari semua kompetisi resmi yang berada di bawah naungan FIFA dan AFC, termasuk Piala Asia dan Piala Dunia.
Pengamat sepak bola memperkirakan bahwa potensi sanksi terhadap FAM serupa dengan yang pernah dijatuhkan kepada Timor Leste pada tahun 2017. Saat itu, sembilan pemain dinaturalisasi tanpa memenuhi syarat dan akhirnya federasi mereka dilarang ikut kualifikasi Piala Asia 2023. Mereka juga diwajibkan mereformasi total sistem perekrutan pemain asing.
Konsekuensi Luas Jika Sanksi Dijatuhkan
Jika FIFA benar-benar menjatuhkan sanksi terhadap FAM, maka sepak bola Malaysia akan menghadapi krisis serius. Timnas Malaysia bisa tersingkir dari ajang kualifikasi Piala Asia, dan peluang tampil di SEA Games, AFF U-23, serta Piala AFF senior akan tertutup.
“Jika FAM mendapatkan sanksi FIFA, maka jelas itu menjadi akhir dari perjalanan sepak bola Malaysia,” tulis media tersebut.
Dampaknya tidak hanya menyasar timnas. Akademi-akademi sepak bola juga berisiko kehilangan minat dari peserta muda dan sponsor, serta menurunnya kepercayaan publik terhadap pengelolaan olahraga di tingkat nasional.
Informasi Masih Minim, Namun Sorotan Menguat
Menariknya, meskipun isu sanksi ini telah muncul ke publik, sebagian besar media arus utama di Malaysia belum menurunkan berita resmi. Laporan mengenai sanksi ini justru bersumber dari konferensi pers yang disebut digelar di markas FIFA di Zurich, namun tidak diliput secara masif oleh media Malaysia.
“Bahkan, dari hasil penelusuran terhadap sejumlah media arus utama Malaysia, tidak ditemukan berita soal sanksi tersebut,” jelas laporan tersebut.
Namun, AFC disebut telah merilis pernyataan resmi bahwa Malaysia mendapat sanksi berat atas pelanggaran proses naturalisasi pemain keturunan.
Malaysia Bisa Kehilangan Generasi Emas Diaspora
Timnas Malaysia saat ini sedang berada dalam fase pembangunan tim nasional berbasis pemain diaspora. Jika program ini terganggu oleh skandal, maka seluruh rencana jangka panjang tersebut bisa runtuh.
Skandal ini juga membuka perdebatan mengenai apakah proses naturalisasi yang cepat bisa dianggap sebagai bentuk manipulasi demi hasil instan di lapangan.
Langkah Selanjutnya: Investigasi FIFA dan AFC
Sampai saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari FIFA mengenai sanksi terhadap FAM. Namun banyak pihak meyakini bahwa FIFA dan AFC akan segera melakukan investigasi mendalam terhadap program naturalisasi Malaysia.
Jika hasil investigasi menyatakan bahwa proses naturalisasi tidak sah atau manipulatif, maka bukan hanya Malaysia yang akan dihukum, tetapi juga bisa membuka preseden baru di Asia Tenggara mengenai pentingnya integritas dalam perekrutan pemain timnas.
Sepak Bola Malaysia di Ujung Tanduk
Kasus ini menjadi pengingat keras bagi semua federasi sepak bola, termasuk di Asia Tenggara, bahwa proses naturalisasi bukan sekadar administrasi. Ia menyangkut kehormatan, hukum internasional, dan integritas kompetisi.
FAM kini berada di bawah tekanan. Jika ingin menyelamatkan masa depan sepak bola Malaysia, keterbukaan informasi dan tanggung jawab harus segera dikedepankan. FIFA pun dinanti untuk memberikan kejelasan dalam waktu dekat.