JAKARTA - Smartwatch kini menjadi gadget yang semakin populer karena kemampuannya menggabungkan fungsi jam tangan dengan fitur teknologi canggih. Mulai dari pemantauan kesehatan, notifikasi pesan, hingga pelacakan aktivitas harian, smartwatch memudahkan penggunanya dalam berbagai hal. Namun, di balik kecanggihan tersebut, muncul kekhawatiran tentang bahaya radiasi elektromagnetik (EMF) yang dipancarkan oleh perangkat ini. Apakah kekhawatiran itu beralasan? Mari kita telusuri fakta ilmiah yang menjelaskan apakah radiasi dari smartwatch benar-benar berbahaya bagi kesehatan.
Smartwatch mengandalkan teknologi nirkabel seperti Bluetooth, Wi-Fi, dan koneksi seluler untuk beroperasi. Jenis radiasi yang dihasilkan termasuk radiasi elektromagnetik non-ionisasi, yakni radiasi berenergi rendah yang berbeda jauh dari radiasi ionisasi seperti sinar-X yang berpotensi merusak DNA. Dengan energi yang terlalu rendah, radiasi non-ionisasi ini dianggap tidak cukup kuat untuk menyebabkan kerusakan sel secara langsung.
Menurut World Health Organization (WHO), radiasi non-ionisasi yang berasal dari perangkat seperti smartwatch biasanya berada dalam batas aman berdasarkan pedoman dari International Commission on Non-Ionizing Radiation Protection (ICNIRP). Dengan kata lain, penggunaan smartwatch umumnya tidak membahayakan selama berada dalam standar yang ditetapkan.
Fakta Ilmiah Tentang Radiasi Smartwatch
-Tingkat Radiasi yang Rendah
Federal Communications Commission (FCC) di Amerika Serikat mensyaratkan bahwa semua smartwatch yang beredar harus memenuhi batas specific absorption rate (SAR). SAR adalah ukuran berapa banyak energi radiasi yang diserap tubuh. Studi terbaru oleh Consumer Reports (2023) menunjukkan bahwa perangkat populer seperti Apple Watch dan Fitbit memancarkan radiasi jauh di bawah ambang batas FCC sebesar 1,6 watt per kilogram.
-Tidak Ada Bukti Kanker yang Konsisten
Salah satu kekhawatiran utama masyarakat adalah apakah radiasi dari smartwatch dapat memicu kanker. National Cancer Institute (2024) menyatakan bahwa sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang konsisten yang menghubungkan radiasi non-ionisasi dari smartwatch atau ponsel dengan kanker. Meski International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan radiasi frekuensi radio sebagai “mungkin karsinogenik” (kelompok 2B), klasifikasi tersebut berdasarkan data yang terbatas dan tidak secara khusus untuk smartwatch.
-Pengaruh pada Perangkat Medis Implan
Pengguna yang memiliki alat pacu jantung atau defibrillator mungkin perlu sedikit berhati-hati. Penelitian dari University of Utah (2023) yang diterbitkan di jurnal Heart Rhythm menemukan bahwa beberapa teknologi dalam smartwatch, seperti sensor bioimpedansi, bisa mengganggu fungsi alat medis tersebut. Contohnya, gangguan ini dapat memicu defibrillator memberikan kejutan listrik yang tidak perlu. Meski demikian, risiko ini jarang terjadi dan hanya relevan bagi pengguna dengan perangkat implan jantung.
-Paparan Cahaya Biru dan Pola Tidur
Selain radiasi elektromagnetik, layar smartwatch memancarkan cahaya biru yang bisa memengaruhi kesehatan mental dan tidur. Menurut Sleep Foundation (2024), paparan cahaya biru di malam hari dapat menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Namun, efek ini dapat dikurangi dengan mengaktifkan mode malam atau membatasi penggunaan smartwatch sebelum tidur.
-Efek Nocebo yang Perlu Diwaspadai
Sebuah penelitian dari University of Copenhagen (2019) mengungkap bahwa kekhawatiran berlebihan terhadap radiasi smartwatch justru dapat menimbulkan stres dan kecemasan, yang dikenal sebagai efek nocebo. Ketakutan ini, terutama jika pengguna terlalu fokus memantau data kesehatan dari smartwatch tanpa panduan medis, dapat menimbulkan rasa khawatir yang tidak perlu, misalnya saat melihat detak jantung yang sedikit tidak normal.
Cara Aman Menggunakan Smartwatch
Meski secara umum smartwatch aman, ada beberapa langkah mudah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko potensial dari radiasi dan efek samping lain:
-Batasi Penggunaan Saat Tidak Perlu
Kurangi penggunaan smartwatch terutama pada saat tidur untuk meminimalkan paparan radiasi dan cahaya biru. Lepaskan smartwatch sebelum tidur guna menjaga kualitas tidur yang lebih baik.
-Aktifkan Mode Pesawat
Gunakan mode pesawat ketika tidak memerlukan koneksi nirkabel sehingga radiasi yang dipancarkan dapat berkurang secara signifikan.
-Jaga Jarak dari Perangkat Medis
Bagi pengguna alat pacu jantung atau defibrillator, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Usahakan menjaga jarak minimal 15 cm antara smartwatch dan perangkat medis implan.
-Pilih Produk dari Merek Terpercaya
Pastikan memilih smartwatch dari produsen yang sudah memenuhi standar keselamatan dan telah diuji secara ketat, sehingga lebih terjamin keamanannya.
Berdasarkan bukti ilmiah dan standar keselamatan yang berlaku, radiasi yang dipancarkan smartwatch termasuk dalam kategori rendah dan aman untuk digunakan oleh kebanyakan orang. Tidak ada bukti kuat yang menghubungkan penggunaan smartwatch dengan risiko kanker atau gangguan kesehatan serius lainnya, kecuali untuk beberapa kondisi khusus seperti pengguna perangkat medis implan.
Penting untuk menggunakan smartwatch secara bijak dan sesuai kebutuhan, serta tetap menerapkan langkah pencegahan sederhana agar potensi risiko dapat diminimalisir. Dengan demikian, smartwatch bisa tetap menjadi alat yang membantu dan tidak menimbulkan kekhawatiran berlebihan soal radiasi.