JAKARTA - Menjaga kesehatan anak sejak dini menjadi prioritas utama dalam menciptakan generasi masa depan yang kuat dan produktif. Untuk itu, Kementerian Kesehatan akan memulai program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi siswa dari berbagai jenjang sekolah di seluruh Indonesia pada tahun ajaran baru 2025/2026. Dengan target menjangkau sekitar 53 juta siswa, program ini tidak hanya berfungsi sebagai upaya skrining kesehatan, melainkan juga sebagai langkah awal membangun budaya hidup sehat sejak usia sekolah.
Pemeriksaan Menyeluruh Sesuai Jenjang Usia
Program ini dirancang secara bertahap dan menyasar seluruh siswa mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), termasuk siswa di sekolah kejuruan, pesantren, dan sekolah khusus (SLB). Tahap awal akan dimulai pada 7 Juli 2025 untuk sekolah milik Kementerian Sosial, dilanjutkan pada 1 Agustus di sekolah di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa CKG bukan hanya soal deteksi penyakit, melainkan juga untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat pada pelajar sejak dini. Dalam simulasi yang telah dilakukan di sejumlah sekolah seperti BPK Penabur Tangerang dan Assidiqiyah Jakarta Barat, ditemukan berbagai masalah kesehatan seperti karies gigi, gangguan penglihatan, hingga potensi risiko diabetes yang berasal dari riwayat keluarga.
Berikut adalah jenis pemeriksaan yang akan dilakukan berdasarkan jenjang sekolah:
SD (usia 7-12 tahun): Pemeriksaan status gizi, kebiasaan merokok (kelas 5-6), tingkat aktivitas fisik (kelas 4-6), tekanan darah, gula darah, tuberkulosis, kesehatan telinga, mata, gigi, jiwa, hepatitis B, kesehatan reproduksi (kelas 4-6), dan riwayat imunisasi (kelas 1).
SMP (usia 13-15 tahun): Pemeriksaan serupa dengan tambahan talasemia, anemia (kelas 7), dan riwayat imunisasi HPV khusus untuk siswi kelas 9.
SMA (usia 16-17 tahun): Pemeriksaan yang lebih lengkap termasuk anemia remaja putri (kelas 10) dan hepatitis C, selain hepatitis B.
Pemeriksaan ini akan dilakukan di sekolah masing-masing dan bagi anak-anak yang tidak bersekolah, layanan akan diberikan di fasilitas Puskesmas.
Persiapan dan Mekanisme Pendaftaran Program Cek Kesehatan
Untuk memastikan pelaksanaan program berjalan efektif, Kemenkes menetapkan prosedur pendaftaran dan persiapan yang melibatkan siswa maupun orang tua. Pendaftaran dapat dilakukan melalui aplikasi Sehat Mobile atau WhatsApp Chatbot Kemenkes. Siswa harus mengaktifkan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) agar pemeriksaan dapat dilakukan secara gratis.
Persiapan lain yang penting adalah pengisian informed consent oleh orang tua atau wali serta kuesioner skrining mandiri oleh siswa atau dibantu wali dalam waktu satu minggu sebelum pemeriksaan. Bagi siswa yang tidak memiliki telepon seluler, pendaftaran dan pengisian data dapat dilakukan melalui website ASIK dengan bantuan link atau QR code.
Kemenkes menekankan agar data kuesioner diisi lengkap dan siswa aktif mengikuti proses pemeriksaan sesuai standar, sehingga hasil yang didapat dapat menjadi dasar intervensi kesehatan yang tepat.
Program Cek Kesehatan Gratis bagi siswa ini diharapkan mampu mendeteksi dini berbagai masalah kesehatan yang kerap tidak disadari, sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat sejak usia muda. Langkah ini merupakan upaya nyata untuk mendukung generasi sehat dan produktif di masa depan.