Kemenkes

Kemenkes Perkuat Edukasi Imunisasi Lewat Media Sosial

Kemenkes Perkuat Edukasi Imunisasi Lewat Media Sosial
Kemenkes Perkuat Edukasi Imunisasi Lewat Media Sosial

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus menggenjot sosialisasi imunisasi dengan memanfaatkan media sosial sebagai platform utama untuk menyebarkan informasi kesehatan. Bersama Global Health Strategies (GHS) dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Kemenkes melakukan pelatihan dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat agar pesan imunisasi bisa sampai secara luas dan efektif, khususnya di era digital saat ini.

“Upaya ini penting agar masyarakat lebih memahami manfaat imunisasi sekaligus mampu menangkal informasi palsu yang marak di dunia maya,” ujar Anung Sugihantono, Senior Advisor Global Health Strategies Kemenkes RI, saat membuka Pelatihan Peningkatan Kapasitas Promosi Imunisasi Berbasis Media Sosial di Pontianak.

Meskipun media sosial sudah digunakan sebagai sarana komunikasi kesehatan di Kalbar, intensitas dan cakupannya masih perlu ditingkatkan agar pesan imunisasi tidak hanya sampai pada masyarakat luas, tapi juga diterima dengan baik. Dengan kerja sama dari Direktorat Imunisasi dan Direktorat Promosi Kesehatan Kemenkes, kapasitas sumber daya manusia di tingkat provinsi dan kabupaten/kota didorong agar mampu memaksimalkan potensi media sosial dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik masyarakat tentang imunisasi.

Anung menambahkan, tingginya penetrasi smartphone di masyarakat menjadi peluang besar agar pesan kesehatan bisa diterima dengan cepat dan tepat sasaran. Namun, peran tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tenaga kesehatan tetap menjadi ujung tombak kampanye ini. “Penelitian kami menunjukkan lebih dari 85 persen masyarakat Pontianak dan Mempawah masih sangat percaya pada tenaga kesehatan sebagai sumber informasi utama,” katanya.

Strategi Lengkap untuk Meningkatkan Kepercayaan Publik

Direktur Global Health Strategies, Ganendra Awang Kristandya, memaparkan empat strategi utama yang digunakan untuk memperkuat promosi imunisasi melalui pendekatan digital dan komunikasi interpersonal.

Pertama, literasi digital tenaga kesehatan ditingkatkan agar mereka mampu menggunakan media sosial secara efektif untuk menyampaikan pesan yang benar dan menarik. Kedua, komunikasi interpersonal diperkuat karena masyarakat menginginkan penjelasan mendalam tentang proses imunisasi agar merasa yakin dan aman.

Ketiga, keterlibatan media massa terutama jurnalis digalakkan agar mereka membantu menyebarkan informasi valid dan mencegah hoaks yang dapat merugikan program imunisasi. Dan keempat, edukasi menyeluruh kepada masyarakat mengenai proses imunisasi, termasuk penyimpanan dan distribusi vaksin, dijalankan agar publik memahami keseluruhan mekanisme dan tidak mudah terpengaruh berita negatif.

Sementara itu, Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kalbar, Yuliana, menyebutkan pihaknya sudah melakukan pelatihan promosi kesehatan berbasis digital di 14 kabupaten/kota. Tujuannya adalah untuk membekali SDM agar mampu menyampaikan informasi imunisasi dengan tepat dan menyeluruh. “Dengan pendekatan digital, kami berharap informasi dapat tersebar lebih luas, terutama kepada generasi muda yang aktif di media sosial,” ujarnya.

Dari pemerintah pusat, Tim Kerja Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Kemenkes RI, yang diwakili Danu Ramadityo, menegaskan kampanye ini juga melibatkan kader posyandu dan tokoh masyarakat sebagai agen informasi terpercaya. Mereka mendapat pelatihan untuk menyampaikan pesan imunisasi secara akurat dan mencegah penyebaran informasi keliru yang bisa menurunkan kepercayaan publik terhadap sistem imunisasi nasional.

Penguatan kapasitas tenaga kesehatan di tingkat puskesmas pun menjadi prioritas utama agar informasi yang disebarkan berbasis bukti dan sesuai kebutuhan masyarakat. “Ini semua dilakukan untuk membangun dan menjaga kepercayaan publik terhadap imunisasi sebagai upaya penting menjaga kesehatan masyarakat,” tambah Danu.

Dengan langkah-langkah strategis tersebut, Kemenkes berharap kampanye imunisasi tidak hanya menjangkau masyarakat luas, tapi juga mampu meningkatkan kesadaran dan kepercayaan publik secara berkelanjutan. Media sosial dan teknologi digital menjadi alat penting yang dipadukan dengan pendekatan interpersonal guna mengatasi tantangan informasi dan memperkuat program imunisasi nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index