JAKARTA - Di tengah derasnya tekanan sosial dan gempuran media digital, kesehatan mental anak muda menjadi tantangan besar yang tak boleh diabaikan. Remaja kerap menghadapi standar sosial yang sulit dipenuhi, sehingga mereka rentan merasa cemas, minder, bahkan terisolasi secara emosional. Dalam kondisi seperti ini, dukungan keluarga menjadi penopang utama yang sangat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan mental mereka.
Yudys Zuama Pratama, 1st Runner Up Duta GenRe Kota Semarang 2024, menegaskan pentingnya peran keluarga dalam menciptakan lingkungan yang aman dan penuh empati. Dalam sebuah wawancara, Yudys mengajak semua pihak khususnya keluarga untuk aktif membangun komunikasi yang sehat dengan remaja.
Keluarga Sebagai Pilar Utama Dukungan Mental
Tekanan sosial dan pengaruh media sosial membuat banyak remaja merasa tidak cukup baik dan akhirnya menyimpan beban emosional sendirian. Yudys menekankan, “Sebagai Duta GenRe, saya ingin mengajak remaja menyadari pentingnya kesehatan mental dan peran keluarga yang mendukung.” Ia menjelaskan bahwa keluarga merupakan sistem pendukung pertama yang harus mampu memberikan rasa aman dan kenyamanan agar anak muda tidak terjerumus ke dalam kesendirian mental.
Ketika keluarga mampu menyediakan ruang dialog terbuka dan menunjukkan empati, remaja akan lebih mudah mengungkapkan perasaan dan masalah yang mereka hadapi. Namun, hal ini membutuhkan inisiatif dari anak muda juga. Yudys mengingatkan pentingnya menurunkan gengsi agar tercipta komunikasi dua arah yang jujur dan sehat di rumah.
Tantangan Komunikasi dalam Keluarga
Masalah muncul ketika anak merasa takut mengungkapkan keluh kesah karena khawatir akan mendapat respon negatif atau dihakimi. “Ketika keluarga bersikap cuek, maka anak akan semakin tertutup dan rentan mengalami gangguan kesehatan mental,” tambah Yudys. Kondisi ini bisa memperburuk keadaan mental remaja yang sudah dibebani oleh tekanan dari lingkungan luar.
Yudys berharap keluarga dapat menjadi tempat berlindung dan kekuatan utama yang membentengi anak-anak muda dari berbagai tekanan. Dengan dukungan keluarga yang penuh pengertian dan perhatian, kesehatan mental anak muda bisa lebih terjaga dan mereka pun dapat melewati masa pencarian jati diri dengan lebih kuat.
Menjaga kesehatan mental anak muda bukan hanya tugas individu, melainkan tanggung jawab kolektif yang dimulai dari keluarga. Komunikasi terbuka, empati, dan rasa aman di lingkungan keluarga adalah kunci penting yang harus terus diperkuat agar generasi muda mampu bertahan dan berkembang di era digital yang penuh tantangan ini.