Kemenkes

Kemenkes Ingatkan Warga Jaga Kesehatan Saat Musim Peralihan

Kemenkes Ingatkan Warga Jaga Kesehatan Saat Musim Peralihan
Kemenkes Ingatkan Warga Jaga Kesehatan Saat Musim Peralihan

JAKARTA - Peralihan musim kerap membawa perubahan cuaca yang tidak menentu, dari panas terik hingga hujan deras. Kondisi ini bukan hanya membuat tubuh mudah terserang penyakit, tapi juga menciptakan lingkungan subur bagi berkembangbiaknya vektor penyakit seperti nyamuk dan tikus. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah pencegahan guna menghindari lonjakan kasus penyakit musim peralihan yang berpotensi membahayakan kesehatan publik.

Musim Peralihan dan Risiko Penyakit

Memasuki masa peralihan musim, masyarakat harus siap menghadapi risiko meningkatnya penyakit menular yang terkait dengan perubahan cuaca. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menjelaskan bahwa perpaduan antara suhu tinggi dan curah hujan yang masih sering turun menciptakan kondisi ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.

“Kalau DBD, imbauannya agar masyarakat melakukan 3M Plus, seperti menguras dan menyikat tempat penampungan air seperti bak mandi dan drum. Kemudian menutup rapat-rapat tempat penyimpanan air,” ujar Aji. Larva nyamuk yang tumbuh di genangan air ini menjadi sumber penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD), penyakit yang sering meningkat pada masa transisi musim.

Selain DBD, beberapa penyakit lain seperti diare, penyakit kulit, leptospirosis, hingga hantavirus juga perlu diwaspadai, terutama di area yang mengalami genangan air atau banjir. Hewan pengerat seperti tikus yang berkembang pesat di musim basah bisa menjadi vektor pembawa penyakit berbahaya.

Pencegahan dan Peran Masyarakat

Kemenkes menegaskan bahwa pencegahan bisa dimulai dari tindakan sederhana yang dilakukan secara konsisten. Program 3M Plus menjadi strategi utama yang sangat dianjurkan: menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk. Selain itu, penggunaan kelambu saat tidur, lotion anti nyamuk, serta taburan bubuk abate di tempat penampungan air juga sangat membantu menekan angka penyebaran nyamuk.

Untuk penyakit yang ditularkan melalui tikus, masyarakat dihimbau untuk selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan. Saat melakukan aktivitas di area tergenang air, penggunaan alas kaki tertutup, sarung tangan, dan masker sangat penting untuk mencegah kontak langsung dengan vektor penyakit. “Cegah atau basmi tikus agar tidak masuk ke rumah dan gunakan alat pelindung diri seperti masker, alas kaki tertutup, sarung tangan saat aktivitas di genangan air,” tambah Aji.

Selain pencegahan langsung terhadap vektor, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi fondasi utama dalam menjaga kesehatan masyarakat. Kebiasaan sederhana seperti mencuci tangan dan kaki dengan sabun setelah beraktivitas, membuang sampah pada tempatnya, dan menjaga kebersihan lingkungan terbukti efektif dalam memutus rantai penularan berbagai penyakit.

Aji juga mengingatkan pentingnya mengenali gejala awal penyakit, seperti demam tinggi dan bintik merah pada DBD atau demam mendadak dan mata merah pada leptospirosis, agar penanganan medis bisa segera dilakukan. “Segera ke dokter atau fasilitas layanan kesehatan lain yang terdekat jika ada keluhan gejala penyakit tersebut,” ujarnya.

Kemenkes mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan secara kolektif, terutama di masa peralihan musim ini. Gotong royong dan edukasi yang konsisten diharapkan menjadi kunci keberhasilan pencegahan lonjakan penyakit musiman.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index