JAKARTA - Transportasi publik di Jakarta semakin diminati setelah Transjakarta berhasil menembus angka 1,4 juta penumpang per hari. Pencapaian ini tak lepas dari peran teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang diintegrasikan dalam sistem layanan dan operasionalnya. PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menjadikan AI sebagai fondasi utama dalam transformasi digital yang mengutamakan kenyamanan dan kemudahan bagi pelanggan.
Raditya Maulana Rusdi, Direktur Sistem Teknologi Informasi dan Pelayanan Transjakarta, menjelaskan bahwa pemanfaatan AI tidak hanya berfokus pada efisiensi operasional, tetapi juga memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan. “Dengan pemanfaatan AI secara menyeluruh, kami optimistis angka ini akan terus tumbuh secara signifikan,” katanya dalam keterangan resmi baru-baru ini.
Inovasi Layanan Berbasis AI untuk Kenyamanan Pelanggan
Salah satu inovasi yang berhasil meningkatkan pengalaman pengguna adalah aplikasi TJ:Transjakarta. Diluncurkan pada September 2024, aplikasi ini telah diunduh lebih dari satu juta kali, menandakan antusiasme besar masyarakat terhadap kemudahan akses informasi transportasi publik. Melalui aplikasi tersebut, penumpang dapat memantau jadwal kedatangan bus, melacak posisi armada secara real-time, dan merencanakan perjalanan dengan lebih efisien.
“Pendekatan customer-centric membuat kami fokus pada kebutuhan dan kemudahan pelanggan dalam setiap inovasi teknologi,” jelas Raditya.
Selain mempermudah pelanggan, AI juga berperan penting dalam pengelolaan armada bus. Sistem ini menganalisis pola pergerakan penumpang dan otomatis mengatur jadwal serta distribusi armada secara real-time. Hal ini meminimalisasi situasi halte yang kosong atau bus yang tidak optimal dalam pengoperasiannya.
“Pemandangan halte kosong dengan bus-bus kosong yang datang akan menjadi semakin langka. Distribusi armada jauh lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat,” ujar Raditya.
Efisiensi Operasional dan Pengurangan Beban Subsidi
Implementasi AI di Transjakarta juga berdampak pada aspek ekonomi pengelolaan transportasi publik. Dengan distribusi armada yang lebih tepat sasaran, biaya operasional dapat ditekan sehingga mengurangi beban subsidi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Model pengelolaan berbasis data ini membuka babak baru dalam keberlanjutan layanan transportasi publik.
“Teknologi AI membuka babak baru dalam pengelolaan transportasi publik yang berkelanjutan. Kami percaya, dengan inovasi yang konsisten dan kepemimpinan berbasis data, Transjakarta dapat menjadi model transformasi digital sektor publik,” tegas Raditya.
Keberhasilan Transjakarta dalam memanfaatkan AI juga menunjukkan bagaimana inovasi teknologi dapat diaplikasikan secara praktis untuk meningkatkan pelayanan publik sekaligus mendukung program pemerintah dalam mengurangi kemacetan dan polusi di Ibu Kota.
Masa Depan Transportasi Publik di Jakarta
Ke depannya, Transjakarta berencana terus memperdalam penggunaan teknologi AI dalam berbagai aspek layanan, mulai dari manajemen armada, analisis kebutuhan pelanggan, hingga pengembangan fitur digital dalam aplikasi. Transformasi ini bukan hanya soal peningkatan angka penumpang, tetapi juga membangun ekosistem transportasi publik yang adaptif, cerdas, dan berkelanjutan.
Dengan angka pelanggan harian yang sudah menembus lebih dari satu juta, dan dukungan teknologi AI yang semakin canggih, Transjakarta berada di jalur tepat untuk menjawab tantangan mobilitas perkotaan masa depan. Ini menjadi contoh bagaimana teknologi dan layanan publik dapat bersinergi demi kenyamanan masyarakat luas.