JAKARTA - Langkah besar menuju era baru eksplorasi bulan kembali dilakukan NASA. Dalam rangka mendukung misi Artemis, badan antariksa ini telah menetapkan tiga instrumen ilmiah canggih yang akan memperluas pemahaman manusia tentang Bulan baik dari permukaan maupun dari orbit. Penetapan ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang NASA yang menggabungkan kekuatan eksplorasi manusia dan robotik untuk penelitian luar angkasa yang lebih dalam dan presisi.
Dua dari tiga instrumen tersebut akan dipasang langsung di Lunar Terrain Vehicle (LTV) kendaraan penjelajah berawak yang akan menjadi kendaraan bulan pertama dalam lebih dari 50 tahun. Sementara satu instrumen lainnya akan diterbangkan dalam misi orbit mendatang untuk memperluas cakupan data yang diperoleh.
Teknologi Penjelajah untuk Misi Ilmiah dan Keselamatan Astronot
LTV dirancang tak hanya untuk membawa dua astronaut menjelajahi permukaan bulan, tetapi juga dapat dioperasikan dari jarak jauh secara otomatis. Kendaraan ini digadang-gadang akan memperluas jangkauan eksplorasi sains, sekaligus mendukung kebutuhan logistik dan keselamatan awak selama misi berlangsung.
“Kendaraan Penjelajah Permukaan Bulan Artemis akan membawa umat manusia lebih jauh dari sebelumnya melintasi perbatasan bulan dalam sebuah perjalanan epik penjelajahan dan penemuan ilmiah,” ujar Nicky Fox, Administrator Asosiasi Direktorat Misi Sains NASA.
Menurut Fox, penggabungan antara instrumen ilmiah dan kendaraan berawak seperti LTV akan menciptakan peluang baru untuk pengumpulan data yang lebih rinci dan real-time, serta mendukung keselamatan para astronot yang menjelajah wilayah kutub selatan bulan—area yang menjadi fokus utama misi ini.
Instrumen pertama yang akan dipasang di LTV adalah Artemis Infrared Reflectance and Emission Spectrometer (AIRES). Alat ini akan digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan memetakan mineral serta senyawa volatil seperti air, amonia, dan karbon dioksida di wilayah kutub selatan bulan. AIRES dikembangkan oleh tim yang dipimpin Phil Christensen dari Arizona State University.
Instrumen kedua adalah Lunar Microwave Active-Passive Spectrometer (L-MAPS). Perangkat ini menggabungkan fungsi spektrometer dan radar penembus tanah untuk mengukur suhu, kerapatan, serta struktur bawah permukaan bulan hingga kedalaman lebih dari 40 meter. L-MAPS dipimpin oleh Matthew Siegler dari University of Hawaii at Manoa.
Kedua instrumen tersebut akan bekerja secara sinergis. AIRES akan memberikan gambaran permukaan bulan secara spektral, sementara L-MAPS akan mengungkap kondisi bawah tanah. Kombinasi ini diharapkan dapat menjawab banyak pertanyaan ilmiah tentang komposisi geologi bulan dan potensi sumber daya yang tersedia di sana.
Mengamati Bulan dari Orbit
Selain instrumen di kendaraan penjelajah, NASA juga memilih satu perangkat untuk misi orbit masa depan: Ultra-Compact Imaging Spectrometer for the Moon (UCIS-Moon). Spektrometer ini dirancang untuk memberikan konteks spasial yang lebih luas terhadap temuan yang didapat dari permukaan bulan.
Dengan kemampuan pengamatan dari orbit, UCIS-Moon akan memetakan geologi dan senyawa volatil, serta memberikan data penting untuk menentukan lokasi pengambilan sampel oleh astronot. Alat ini juga dapat mengukur dampak aktivitas manusia di bulan, sebuah pendekatan baru dalam pengawasan lingkungan luar angkasa. UCIS-Moon dikembangkan oleh tim yang dipimpin Abigail Fraeman dari Jet Propulsion Laboratory, California.
“Dengan instrumen-instrumen ini yang berada di LTV dan orbit, kita akan bisa mencirikan permukaan tidak hanya di tempat para astronot menjelajah, tetapi juga di seluruh wilayah kutub selatan Bulan menawarkan peluang penemuan ilmiah dan eksplorasi yang menarik selama bertahun-tahun ke depan,” kata Joel Kearns, Wakil Administrator Asosiasi untuk Eksplorasi di Direktorat Misi Sains NASA.
Kolaborasi Teknologi dan Rencana Masa Depan
Sebelum menetapkan instrumen-instrumen ini, NASA terlebih dahulu menyelesaikan tinjauan desain awal bersama tiga perusahaan pengembang LTV, yaitu Intuitive Machines, Lunar Outpost, dan Venturi Astrolab. Tinjauan ini dilakukan untuk memastikan desain kendaraan memenuhi standar teknis NASA, termasuk kesesuaian antarmuka dan metode verifikasi misi.
Ke depannya, NASA akan mengevaluasi proposal masing-masing vendor untuk misi demonstrasi kendaraan ini dan dijadwalkan mengumumkan keputusan akhir pada akhir 2025.
Melalui misi Artemis, NASA berharap dapat menjawab pertanyaan ilmiah prioritas tinggi yang hanya bisa diselesaikan melalui eksplorasi langsung manusia. Dengan dukungan robotik baik di permukaan maupun dari orbit, misi ini akan membuka jalur menuju pencapaian ilmiah, manfaat ekonomi, serta pondasi awal untuk misi manusia ke Mars di masa depan.