JAKARTA - Pada Senin, 1 September 2025, harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia menunjukkan pergerakan yang tidak seragam di antara produsen. Pertamina menurunkan harga beberapa jenis BBM nonsubsidi, sedangkan harga BBM subsidi tetap stabil. Di sisi lain, Shell dan BP AKR justru mengalami kenaikan harga. Perbedaan ini menunjukkan dinamika pasar bahan bakar yang kompleks, dipengaruhi oleh faktor global, pasokan, dan kebijakan pemerintah.
Pertamina menetapkan penurunan harga untuk BBM nonsubsidi seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamax Green, Dexlite (CN 51), dan Pertamina Dex (CN 53). Penyesuaian ini memberikan kesempatan bagi konsumen untuk mendapatkan BBM berkualitas tinggi dengan harga lebih rendah. Sementara itu, harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Biosolar tetap tidak berubah, untuk menjaga stabilitas daya beli masyarakat.
Di sisi lain, BBM di SPBU Shell dan BP AKR mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan strategi penetapan harga di antara perusahaan swasta dan BUMN, serta mencerminkan pengaruh harga minyak dunia dan biaya operasional masing-masing perusahaan.
Perbandingan Harga BBM Pertamina
Berikut rincian harga BBM Pertamina per liter mulai 1 September 2025, khusus wilayah Pulau Jawa:
Biosolar: Rp 6.800
Dexlite: Rp 13.600
Pertalite: Rp 10.000
Pertamax: Rp 12.200
Pertamax Green 95: Rp 13.000
Pertamax Turbo: Rp 13.100
Pertamina Dex: Rp 13.850
Harga tersebut berlaku untuk wilayah Pulau Jawa, sementara rincian harga di seluruh Indonesia dapat berbeda sesuai kebijakan masing-masing daerah dan biaya distribusi. Penurunan harga ini diharapkan membantu konsumen, terutama pengguna kendaraan pribadi, transportasi, dan sektor logistik yang bergantung pada BBM nonsubsidi.
Perbandingan Harga BBM Shell
Untuk Shell, harga BBM per liter mulai 1 September 2025 adalah sebagai berikut:
Shell Super: Rp 12.580
Shell V-Power: Rp 13.140
Shell V-Power Diesel: Rp 14.130
Shell V-Power Nitro+: Rp 13.300
Kenaikan harga di jaringan Shell ini terjadi setelah beberapa minggu sebelumnya terjadi keterbatasan pasokan BBM premium di beberapa SPBU, yang mempengaruhi ketersediaan produk dan harga jual di lapangan. Shell juga menekankan bahwa ketersediaan produk dapat berubah setiap hari, sehingga konsumen disarankan memantau stok di SPBU terdekat.
Perbandingan Harga BBM BP-AKR
Sementara itu, harga BBM BP-AKR per liter mulai 1 September 2025 adalah:
BP 92: Rp 12.610
BP Ultimate: Rp 13.120
BP Ultimate Diesel: Rp 14.140
Pergerakan harga di BP-AKR juga berbeda dengan Pertamina. Perbedaan harga ini dapat menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam memilih jenis BBM yang sesuai dengan kendaraan dan budget mereka.
Dampak Perbedaan Harga BBM
Ketidaksepahaman harga BBM antara Pertamina, Shell, dan BP-AKR memberikan beberapa implikasi. Konsumen yang menggunakan BBM nonsubsidi dari Pertamina mendapat keuntungan karena harga turun, sementara pengguna Shell atau BP-AKR harus menyesuaikan pengeluaran dengan kenaikan harga.
Perbedaan harga juga mempengaruhi sektor transportasi dan logistik. Perusahaan yang menggunakan kendaraan berbahan bakar Shell atau BP-AKR mungkin menghadapi biaya operasional lebih tinggi dibandingkan mereka yang menggunakan Pertamina. Hal ini menunjukkan pentingnya perencanaan dan strategi pembelian BBM bagi sektor usaha dan konsumen individu.
Faktor Penyebab Pergerakan Harga
Beberapa faktor mempengaruhi perbedaan harga BBM ini. Pertama, harga minyak dunia yang fluktuatif memengaruhi biaya produksi dan distribusi. Kedua, biaya operasional dan strategi masing-masing perusahaan swasta maupun BUMN memengaruhi keputusan penetapan harga. Ketiga, kebijakan pemerintah terkait BBM subsidi dan regulasi impor BBM turut menjadi faktor penentu.
Tips Konsumen Menghadapi Perbedaan Harga
Bagi konsumen, memahami perbedaan harga BBM ini penting agar bisa menyesuaikan pengeluaran. Konsumen yang mengutamakan BBM berkualitas namun ingin lebih hemat bisa memilih Pertamax atau Dexlite dari Pertamina. Sementara bagi pengguna kendaraan khusus atau premium, Shell dan BP-AKR tetap menjadi pilihan karena kualitas dan aditif yang ditawarkan.
Selain itu, konsumen disarankan memantau harga harian BBM di SPBU terdekat untuk mengantisipasi perubahan mendadak. Strategi ini penting terutama bagi kendaraan angkutan atau logistik yang bergantung pada volume besar BBM.
Per 1 September 2025, harga BBM di Indonesia menunjukkan tren yang berbeda antara Pertamina, Shell, dan BP-AKR. Pertamina menurunkan harga beberapa BBM nonsubsidi, harga subsidi tetap, sementara Shell dan BP-AKR mengalami kenaikan. Perbedaan ini mencerminkan dinamika pasar bahan bakar dan strategi masing-masing perusahaan.
Bagi konsumen, memahami perbedaan harga BBM ini penting untuk menyesuaikan pengeluaran, terutama bagi kendaraan pribadi, transportasi, dan logistik. Pemantauan harga secara rutin dan penyesuaian pilihan BBM dapat membantu mengoptimalkan penggunaan bahan bakar dan efisiensi biaya.
Dengan tren harga yang bervariasi ini, konsumen diharapkan lebih cermat dalam memilih jenis BBM sesuai kebutuhan, sehingga dampak perbedaan harga dapat diminimalkan tanpa mengurangi kualitas operasional kendaraan.