Batu Bara

Batu Bara Jadi Motor Utama Ekspor Sumatera Selatan 2025

Batu Bara Jadi Motor Utama Ekspor Sumatera Selatan 2025
Batu Bara Jadi Motor Utama Ekspor Sumatera Selatan 2025

JAKARTA - Palembang kembali menunjukkan peran strategisnya sebagai pusat ekspor di Sumatera Selatan. Pada semester pertama 2025, Kota Palembang tercatat sebagai penyumbang ekspor terbesar, diikuti oleh Kabupaten OKI dan Lahat. Ketiga daerah ini bersama-sama menyumbang lebih dari 77 persen total ekspor Sumsel, menurut Kepala Badan Otoritas Statistik (BOS) Sumsel, Moh Wahyu Yulianto.

"Ketiga daerah ini total menyumbang ekspor untuk Sumsel lebih dari 77 persen," ujar Wahyu. Palembang sendiri membukukan ekspor senilai 1,472 juta Dollar AS, sementara OKI tercatat 799 juta Dollar AS, dan Lahat sebesar 591 juta Dollar AS.

Mayoritas pengiriman berasal dari komoditas batu bara, yang masih menjadi primadona dalam struktur ekspor Sumatera Selatan. "Dari ketiga daerah tersebut, penyumbang ekspor tertinggi yakni pengiriman atau ekspor batu bara," kata Wahyu.

Namun, meski menjadi komoditas utama, ekspor batu bara Sumsel mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Total pengiriman Januari hingga Juli 2025 tercatat 1,373 juta Dollar AS, turun sekitar 8,5 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 sebesar 1,502 juta Dollar AS. "Ada penurunan sekitar 8,5 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu," jelas Wahyu.

Komoditas Non-Migas Tumbuh Pesat

Meski sektor pertambangan, khususnya batu bara, mengalami penurunan, ekspor komoditas nonmigas menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Karet menjadi salah satu yang menonjol dengan kenaikan hampir 32 persen, sedangkan pulp kayu tumbuh sekitar 8,5 persen.

“Meski batu bara menurun, pertumbuhan ekspor komoditas nonmigas menunjukkan bahwa potensi ekspor Sumsel tetap terbuka lebar dan dapat menjadi fokus pengembangan ke depan,” tambah Wahyu.

Secara keseluruhan, nilai ekspor Sumsel pada Juli 2025 menurun sekitar 19 persen dibanding Juli tahun sebelumnya. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh melemahnya ekspor sektor pertambangan. Nilai ekspor pertambangan pada Juli hanya mencapai 165 juta Dollar AS, turun hampir 40 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Strategi Pengembangan Ekspor Sumsel

Kondisi ini membuka peluang bagi pemerintah daerah dan pelaku usaha untuk mengembangkan potensi ekspor nonmigas. Sektor karet, pulp kayu, serta produk manufaktur dapat menjadi fokus pengembangan untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara.

Selain itu, daerah-daerah dengan kontribusi ekspor besar, seperti Palembang, OKI, dan Lahat, diharapkan dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di Sumsel. Dengan dukungan infrastruktur pelabuhan, transportasi, dan kemudahan logistik, daerah-daerah ini bisa meningkatkan kapasitas ekspor, sekaligus membuka peluang kerja baru bagi masyarakat lokal.

“Potensi ekspor Sumsel tetap terbuka lebar, terutama untuk komoditas nonmigas. Hal ini bisa menjadi fokus pengembangan ke depan agar pertumbuhan ekonomi tetap stabil,” tegas Wahyu.

Selain itu, pemerintah provinsi juga mendorong diversifikasi produk ekspor dengan mengembangkan sektor pertanian, perikanan, dan industri kreatif. Langkah ini diyakini dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap komoditas primer seperti batu bara, sekaligus meningkatkan devisa negara.

Tantangan dan Peluang ke Depan

Meski terdapat penurunan ekspor batu bara, Sumatera Selatan tetap memiliki posisi strategis dalam rantai perdagangan internasional. Kota Palembang dan kabupaten penghasil batu bara lainnya memiliki infrastruktur pelabuhan yang memadai untuk mendukung ekspor, sehingga meski komoditas utama menurun, peluang ekspor tetap ada.

Selain itu, kenaikan ekspor komoditas nonmigas menjadi sinyal positif bagi investor dan pelaku usaha. Pertumbuhan ekspor karet dan pulp kayu menunjukkan adanya pasar global yang kuat, dan Sumsel bisa memanfaatkan momentum ini untuk memperluas jaringan perdagangan.

Analisis data ekspor juga menunjukkan bahwa pengembangan komoditas berbasis pertanian dan manufaktur ringan dapat menjadi strategi jangka panjang. Dengan diversifikasi, Sumatera Selatan tidak hanya mengandalkan sektor pertambangan, tetapi juga memperkuat sektor-sektor lain yang berpotensi menghasilkan devisa.

Secara keseluruhan, ekspor dari Palembang, OKI, dan Lahat menjadi tulang punggung ekonomi Sumatera Selatan. Meski ada tantangan, peluang pertumbuhan tetap terbuka, terutama bagi komoditas nonmigas yang menunjukkan tren positif. Dengan strategi diversifikasi, dukungan infrastruktur, dan kebijakan yang tepat, Sumsel berpotensi memperkuat posisi sebagai daerah ekspor unggulan di Indonesia.

Wahyu Yulianto menekankan pentingnya memanfaatkan potensi lokal dan meningkatkan kualitas produk agar tetap kompetitif di pasar internasional. Langkah ini tidak hanya membantu menjaga pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan peluang kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Sumsel.

Dengan kombinasi strategi pengembangan komoditas nonmigas dan penguatan sektor pertambangan, Sumatera Selatan diharapkan mampu menyeimbangkan ekspor dan mempertahankan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, sekaligus mengurangi dampak fluktuasi harga batu bara di pasar global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index